Ice Boy [Chapter 20]

Hi……..iya kalian gak salah lihat, kalian gak salah baca, kalian gak lagi mimpi juga *lebay* gue akhirnya update fanfic ini setelah only-god-know-how-long hahaha

enjoy~

~~~ ~~~~ ~~~

XX

 

Ia melihat ke kaca jendela ruangan.

Matanya tertuju pada seorang gadis, lalu pada seorang laki-laki yang terbaring lemah di tempat tidur.

Keduanya terlihat sangat menikmati kehadiran satu sama lain.

Ia menghela napas dan duduk di salah satu bangku di luar ruangan.

*Flashback*

Ia mengecek dirinya dengan teliti. Ia mengenakan setelan biru muda yang sederhana. 

Ia tidak pernah berkencan sebelumnya. Ini mungkin pertama kalinya ia mengajak seorang gadis berkencan.

Dengan gugup ia melirik jam tangannya. 

7:52 PM

“Aku benar-benar tidak terlambat.” Ia pun terkejut dengan dirinya sendiri. 

Ia mengetuk pintu dan menunggu dengan sabar. 

“Hai, Jung.” Ia menyapa lebih dulu ketika pintu terbuka. 

“Yul…” 

Tatapan matanya tertuju pada gadis di hadapannya, ia mendengar sedikit keraguan dalam nada suaranya. “Ada apa?” 

“Bisakah kau membawaku ke rumah sakit?” 

“Rumah Sakit? Kenapa? Kau tidak enak badan?” tanyanya khawatir.

Tidak, aku baik-baik saja. Ini Wookie Oppa. Dia terlibat kecelakaan lalu lintas.”

“Dongwook?” 

Jessica mengangguk, wajahnya mengernyit khawatir.

Melihat ekspresi cemas Jessica, Yul memegang dan  meremas tangan Jessica. “Ayo kita pergi.”

“Terima kasih.” 

Mereka memasuki mobil Yul dan pergi ke rumah sakit. 

*End of Flashback*

“Ya, aku sedang menuju ke sana dan…” ia beranjak dari tempat duduknya dan melirik Jessica sekilas. “Batalkan semua reservasi untuk malam ini.”

Ia memutuskan telepon dan berbalik untuk pergi.

“Kwon Yul?”

Yul berbalik dan membungkuk hormat. “Ms. Lee.”

Ms. Lee melihat ke arahnya, lalu matanya beralih pada dua orang di dalam ruangan. “Kau bersama Jessica?”

Yul mengangguk.

“Oh.”

“Saya ingin minta tolong, bisakah Anda memberitahu Jessica kalau saya mau pulang?”

“Kau mau pulang?”

“Uh…terjadi sesuatu sehingga saya harus pulang.”

“Oh, oke.” Ms. Lee tersenyum. “Hati-hati, Kwon Yul.”

Yul kembali membungkuk kemudian pergi.

+++

“Oppa, bagaimana perasaanmu?” tanyanya khawatir.

“Aku baik-baik saja, Sooyeonie. Jangan khawatir.” Dongwook, yang lengan kanannya dibalut perban, tersenyum lebar seolah-olah ia tidak terlibat kecelakaan.

Namun Jessica dapat melihat bahwa Dongwook hanya berusaha terlihat baik-baik saja agar ia tidak khawatir.

“Omong-omong, terima kasih untuk cokelatnya.”

Jessica tersenyum lemah.

“Aku juga mempunyai sesuatu untukmu.”

“Huh?”

Dongwook mengangkat tangan kirinya dan menunjuk sofa yang berada di samping. “Kau lihat serigala itu? Itu milikmu.”

Jessica melihatnya. Itu adalah boneka serigala abu-abu dengan lidahnya yang menjulur keluar. “Terima kasih, Oppa.”

“Kau menyukainya?” wajahnya berseri-seri.

Jessica mengangguk dan tersenyum.

“Aku senang kau menyukainya.” Dongwook menatapnya sejenak dan menyadari apa yang dikenakan gadis itu. “Kau terlihat cantik.”

Jessica tersipu, menyadari bahwa ia mengenakan gaun untuk kencannya dengan Yul.

Pintu terbuka, menampilkan Ms. Lee yang merasa gembira. “Jessica!”

“Hai, Ms. Lee!”

“Aku sudah bilang. Kau tidak usah ke mari. Dongwook baik-baik saja, kau lihat?”

“Apa yang ingin kau katakan, Noona?” Dongwook cemberut.

“Ayolah. Ini tidak seperti kau tidak bisa makan atau jalan atau bicara.”

Jessica terkekeh melihat interaksi mereka. “Tidak apa-apa, Ms. Lee. Saya juga ingin memastikan kalau Oppa baik-baik saja.”

“Aigoo. Kau sangat beruntung memiliki dia, Dongwook.” Ms. Lee menekankan dan Dongwook tersenyum lebar.

“Uh…Jessica, Yul sudah pulang.” Kata Ms. Lee.

“Ne?”

“Dia bilang ada urusan lain sehingga dia harus pulang.”

“Apa?” mata Jessica terbelalak. Apa yang dia pikirkan? 

Jessica beranjak dari kursinya, memutuskan untuk pergi. “Maafkan aku, Oppa. Aku harus pergi.”

“Kau mau pulang?” ekspresi Dongwook mendadak muram.

“Ya.” Jessica membungkuk meminta maaf. “Tapi aku akan mengunjungimu besok.”

“Baiklah.”

Jessica berpamitan dan bergegas pergi melalui koridor, menuju pelataran parkir.

Ia memandang ke sekeliling tempat. Mobil Yul tidak terlihat.

“Dia sudah pergi.” Jessica menghela napas kecewa.

Ia memutuskan untuk kembali ke dalam namun ketika ia berbalik, ia melihat mobil Yul baru saja keluar dari pelataran parkir.

“YUL!” Jessica berlari mengejarnya.

Ia berlari di sepanjang trotoar namun heelsnya menyulitkannya.

Ia melepaskan heelsnya, membawanya dengan tangan, dan kembali berlari.

Mata Yul terfokus pada jalanan di depannya, ia melirik ke kaca spion belakang dan melihat seorang gadis. Jessica?

Ia segera menepi dan turun dari mobilnya.

Jessica berhasil menghampirinya, napasnya terengah-engah. “Yul…”

Alis Yul berkerut ketika ia melihat Jessica tidak memakai heelsnya.

Yul membuka pintu mobilnya, mendorong gadis itu perlahan ke kursi, dan mengambil heels dari tangan Jessica.

Mengangkat kaki kiri Jessica, Yul membersihkan kotoran di kakinya, memasangkan heel, dan melakukan hal serupa ke kaki kanan Jessica.

“Apa yang kau-”

“Kenapa kau lari dengan kaki telanjang?” Yul mendongak, suaranya tegas.

Jessica mengerjap dan  berkata dengan suara tegas yang sama. “Kenapa kau pergi tanpa aku?”

Yul sedikit terkejut, memalingkan mukanya. “Maafkan aku. Ada urusan lain.”

“Urusan apa?”

“Aku menerima telepon dari rumah.”

“Dan?”

“Dan apa?”

“Ada apa dengan panggilan mendadak itu?”

“Apakah aku benar-benar harus memberitahumu?”

“Kenapa kau menerima telepon, Yul?” Jessica mulai merasa tidak sabar dan ia ingin mengetahui kenapa Yul memutuskan untuk pergi.

Di sisi lain, Yul sama jengkelnya dengan Jessica.

Ia menghela napas frustasi. “Ini hal pribadi.”

“Pribadi, aku mengerti.” Ulang Jessica. “Jadi, bagaimana dengan kencan kita?”

“Kita pindahkan saja ke hari lain.”

“Kau mengajakku berkencan lalu membatalkannya.” Jessica cemberut.

Yul melirik gadis itu sekilas dan melirik jam tangannya. “Sudah malam, Jung.”

Jessica menarik pergelangan tangan Yul dan ikut melirik jam tangannya. “Ini baru jam sepuluh.”

“Hampir semua tempat sudah tutup.”

“Terserah di mana saja.”

Yul meraih tangannya dan menariknya perlahan. “Kau sudah lelah. Aku akan mengantarmu pulang.”

“Tidak, Yul.” Jessica bersikeras. “Aku belum lelah. Aku lapar, aku mau makan.”

“Aku akan membeli makan malam di jalan.”

Yul baru saja akan membuka pintu sisi penumpang namun Jessica tiba-tiba menariknya menjauh dari mobil. “Kurasa tempat itu masih buka. Kita makan malam di sana.”

“Tunggu, Jung!” mereka menyebrangi jalan.

Sebuah jalanan yang masih dipenuhi oleh toko-toko ramai pengunjung dan kedai-kedai makanan cepat saji tersebar di depan mereka.

Tempat itu adalah tempat di mana orang-orang yang biasa keluar malam untuk makan atau hanya menghabiskan waktu mereka.

Jessica menarik Yul ke dalam restoran Chinese.

“Halo!” seorang ahjumma menyapa mereka begitu mereka masuk.

“Halo!” Jessica balas menyapa dan mencari meja kosong.

Semua mata tertuju pada mereka karena mereka mengenakan pakaian formal di tempat umum, terutama Jessica.

Yul melepas mantelnya. Ia menarik Jessica lebih dekat dengannya dan memakaikan mantel tersebut pada Jessica. “Udaranya semakin dingin.”

Jessica tersenyum. “Terima kasih.”

Mereka memesan makanan dan mulai makan.

“Kau selapar itu?” Yul menyadari Jessica yang mengunyah makanannya dengan  lahap.

“Ya. Kurasa mencari pakaian sempurna untuk malam ini terlalu melelahkan.”

“Kau apa?”

Jessica berhenti sejenak, menyadari apa yang baru saja dikatakannya. “Uh…M-maksudku, pergi ke rumah sakit membuatku lelah.”

Yul tersenyum menyeringai. “Aku suka gaunmu.”

“Sungguh?” Jessica tersenyum malu.

Yul mengangkat bahu. “Apa pun yang dikenakan Jessica Jung selalu menarik bagiku.”

Jessica tersipu dan menyisir poninya dengan gugup. “Terima kasih.”

Yul tertawa kecil. “Habiskan makanannya.”

Menggigit bibirnya, Jessica menggenggam sumpitnya, mengambil sepotong makanannya dan mengangkatnya di depan Yul.

Yul memandang ke arah makanan itu lalu pada Jessica.

Jessica tersenyum manis dan bersikeras.

Beberapa pasang mata menatap mereka dan Yul merasa sedikit malu.

Meskipun demikan, sebelum Jessica memundurkan tangannya, Yul menahan tangan Jessica dan memasukkan makanan itu ke mulutnya.

Ia mengunyah dengan perlahan, menatap Jessica dengan tatapan lembut, dan memberikan senyuman yang sangat menawan.

Sekali lagi, melihat Yul tersenyum membuat ia merasa bahagia, perasaannya tak dapat dijelaskan. Malam ini mungkin akan menjadi kencan terbaik yang pernah ia alami.

Rasanya seperti, waktu perlahan berhenti, untuk sesaat.

“Aku mencintaimu.” Mulutnya bergumam sementara matanya terpaku pada laki-laki yang duduk di hadapannya.

“Hmm?” Yul mendongak dari makanannya,

“Ne?”

“Kau bilang apa?”

Jessica mengerjapkan matanya dengan polos dan menggelengkan kepalanya, menyangkal. “Aku tidak bilang apa-apa.”

Yul mengangguk sekali. “Kukira kau mengatakan sesuatu.”

Jessica tersenyum gugup dan berdeham. “Yul, bolehkah aku pergi sebentar? Aku mau ke toilet.”

“Oke.”

Jessica segera pergi ke toilet dan menghela napas. “Kenapa aku mengatakan itu?”

Ia memeriksa dirinya di kaca dan terkekeh. “Tapi aku…memang mencintai dia.”

Ia terus memasang senyum itu di wajahnya dan kembali ke meja mereka sambil melamun.

Namun kemudian, seorang wanita berjalan berlawanan dengannya.

Jessica tidak melihat wanita itu, menyebabkan mereka saling bertubrukan.

“Aaaahhh!” wanita itu berteriak.

Gelas minuman yang dipegang wanita tersebut tumpah di seluruh gaunnya.

Mata Jessica terbelalak. Ia langsung menegakkan tubuhnya dan berulang-ulang membungkuk meminta maaf. “Maafkan saya. Saya benar-benar minta maaf.”

“YAH! APA KAU BUTA? BAGAIMANA MUNGKIN KAU TIDAK HATI-HATI! LIHAT APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN PADA GAUNKU!”

“M-Maafkan s-saya.”

Saat Jessica terus meminta maaf pada wanita itu, sebuah sentuhan tiba-tiba memegang pergelangan tangannya, membuatnya berhenti.

“Anda sendiri yang buta. Bagaimana mungkin Anda tidak melihat gadis yang sangat cantik ini?”

Wanita itu memandang Yul dengan mulut melongo.

“Anda beruntung, Anda seorang wanita. Jika bukan, saya yakin tubuh Anda sudah terbaring pasrah di lantai yang dingin ini.” Yul menarik Jessica lebih dekat dan menambahkan. “Karena tidak ada seorang pun yang berani berteriak pada gadisku.”

Gadisku? Jessica tiba-tiba merasa terlindungi dan nyaman.

Tatapan Yul menjadi lembut begitu ia menoleh pada  Jessica. “Haruskah kita pergi?”

Jessica menurut dan mereka keluar dari restoran.

“Kau tidak apa-apa?” tanya Yul, matanya penuh dengan kekhawatiran.

“Ya. Terima kasih.”

Yul menatapnya sejenak lalu tertawa kecil.

Jessica melihat ke arahnya dengan bingung.

“Aku yakin kau tidak akan berterima kasih padaku kalau aku berbuat sesuatu pada wanita itu.”

Jessica terkekeh. “Kau benar-benar ingin meninju wajahnya?”

Yul meringis mendengar pertanyaannya. “Tentu saja tidak. Dia seorang wanita.”

“Tapi mengetahui sifatmu, kau akan melakukan sebaliknya.”

“Apa aku benar-benar orang semacam itu?”

Jessica mengangkat bahu.

Mereka mulai berjalan sambil terus mengobrol.

Udara malam benar-benar semakin dingin dan Yul menjejalkan kedua tangannya ke saku celananya.

Mereka berjalan berdampingan di taman terdekat di mana banyak pasangan terlihat berkeliaran dan merayakan hari valentine juga.

Yul melirik gadis di sampingnya sekilas. Matanya mendarat ke tangan Jessica yang mengayun tanpa arah.

Tanpa mengatakan apa pun, ia meraih tangan Jessica dan menggenggamnya, meremasnya dengan erat sambil mereka berjalan-jalan.

Jessica merasa terkejut dengan sentuhan mendadak itu dan mendongak.

Yul melihat ke arahnya dengan tatapan yang sama. “Tanganmu dingin.”

Jessica melirik tangan mereka dan tersenyum lembut. “Sedingin tanganmu.”

Saat itu waktu pun seolah berhenti.

Tak satu pun dari mereka mengatakan sesuatu, hanya menikmati kehadiran masing-masing.

“Jung?”

“Ne?”

Yul berhenti berjalan, memegang erat tangannya.

*KLIK* 

Kilatan lampu blitz kamera yang menyilaukan menyala di depan mereka.

*KLIK* 

Seorang pria dengan kamera di tangannya tengah mengambil foto mereka.

*KLIK* 

“Yah! Bisakah kau berhenti melakukan itu?” teriak Yul.

Pria itu  menjepretkan kameranya dan tersenyum. “Wah! Ini benar-benar foto yang bagus.”

“Benarkah? Bolehkah aku melihatnya?” seru Jessica antusias. Ia melepaskan tangannya dari Yul dan menghampiri pria itu.

“Ah, maafkan saya, Nona. Tapi foto-foto ini tidak untuk dijual.”

“Apa?” tanya Yul ketus. “Lalu kenapa kau mengambil foto kami?”

Pria itu mengangkat bahu. “Kalian berdua hanya terlihat sangat manis.”

Yul memelototinya.

“Aku sungguh menginginkan foto-foto itu, Yul.” Jessica menoleh ke arahnya dan cemberut kecewa.

Pria itu mendengarnya dan tiba-tiba menambahkan. “Oke, kau bisa memilikinya.”

“Sungguh?”

Pria itu tersenyum dan mengangguk. “Dengan satu syarat.”

“Apa itu?” tanya Jessica.

Pria itu mengangkat kameranya dan  memberi isyarat untuk menjepret. “Bolehkah saya mengambil fotomu?”

“Ne?”

“Akan sangat disayangkan untuk tidak mengambil foto wanita cantik yang baru saja saya temui.” Pria itu memandangnya dengan antusias.

Yul tiba-tiba berdiri di samping Jessica. “Tidak, kau tidak boleh. Ayo kita pergi.”

“Tunggu.” Pria itu meraih tangan kosong Jessica dan memberikan kartu namanya. “Ini studioku. Kau bisa mengambil foto-foto ini seminggu lagi.”

“Baiklah.” Jessica tersenyum.

Yul terlihat jengkel. Ia menghela napas dengan frustrasi dan meninggalkan Jessica dengan pria itu.

“Uh…terima kasih.” Jessica melambaikan tangan dan pria itu mengedipkan sebelah matanya.

Tindakan itu membuatnya bingung sesaat, ia lalu mengikuti Yul.

Ketika mereka akhirnya jauh dari pria itu, Jessica melirik Yul. “Kau marah?”

“Tidak.”

“Lalu, apa ini?” tanyanya, melihat wajah Yul memberengut.

“Bukan apa-apa.”

Ucapannya membuat alis Jessica berkerut. Ia mengepalkan tinjunya dan memukul lembut kepalanya.

“Apa?” Yul menatapnya.

“Bukan apa-apa.” Jessica hanya mengangkat bahu dan memalingkan muka.

Yul mengerjapkan matanya dan menghela napas. “Aku tidak menyukai fotografer itu.”

“Dia seorang fotografer. Tentu saja, dia akan mengambil foto.”

“Aku tahu.” Yul menelan ludah. “Tapi aku tidak suka kenyataan kalau dia menginginkan fotomu.”

Jessica menoleh padanya dan mengerutkan bibirnya. “Kenapa? Itu hanya fotoku.”

“Persisnya, fotomu lah yang dia mau.”

Jessica masih memasang ekspresi yang sama.

Yul menghela napas. “Aku pernah mengatakan ini sebelumnya. Aku hanya…tidak suka saat kau dengan laki-laki lain.”

Jantung Jessica berdebar-debar. “Bolehkah aku tanya kenapa?”

Yul menatapnya; alisnya berkerut.

“Kenapa kau tidak suka-”

Yul tiba-tiba menempelkan bibirnya dengan lembut ke bibir Jessica dan memejamkan matanya.

Jessica terkejut. Mataya terbuka lebar dan sekujur tubuhnya membeku.

Yul perlahan melepaskan ciumannya dan menatap lurus ke mata Jessica. “Aku selalu ingin melakukan itu.”

Jessica merasakan napas Yul di bibirnya. Perasaannya terlalu meluap-luap untuk mengatakan sesuatu.

Jessica mengangkat tangan kanannya dan membelai pipi Yul. Ia balas menatap mata laki-laki itu dan tersenyum lembut.

“Aku mencintaimu.”

Yul tidak membuang-buang waktu dan kembali menciumnya.

Kali ini, Jessica menyerah dan balas menciumnya.

Dari ciuman yang lembut, berubah menjadi ciuman manis yang lambut.

Terkadang, dibutuhkan seseorang untuk mengungkapkan perasaan Yul yang sebenarnya; dan ketika Yul mengungkapkannya, itu pasti akan menjadi sesuatu yang sangat spesial.

Mereka terus berciuman seolah-olah tidak ada hari esok untuk mereka.

The end

.

.

.

.

.

.

.

…of the kiss! 😀

~~~:~~~:~~~

TBC

*season 2 masih on going* not gonna translate it rn.

THANK YOU FOR ALL YOUR COMMENTS AND THANKS GUYS!!!

HAPPY BIRTHDAY KWON SEOBANG YURI!!! I LOVE YOU!!!! YOU’RE THE MOST HANDSOME FICTION CHARACTER!!! 

 

credit: Juri @SSF

boiboi~

53 thoughts on “Ice Boy [Chapter 20]

  1. Dan terxta gue pinter krna bsa lngsung buka kkkkk….
    Kyaaa suka bnget pas yul bilang”krna tidak ada yg brani berteriak sma pacarku”kesannx kya’ gmna gi2 sweet aja sih menurutku…n untuk season 2 lnjutin jga dong thor pasti bkal tmbah seru yulsicx.

  2. Disave dulu baca nanti..hehehe..
    Mau kerja dulu~
    Hahahaha..ternyata tanpa minta PW gue berhasil ngebuka kunci ni ff..
    oke~gue rada curiga dengan kata ‘kode’ di tulisan ‘ilovedecember’ dan ternyata kecurigaan gue berhasil menembus ni ff..hahaha thank you..

      • Ahhhhh..akhirnya yul.menyatakan cintanya juga..yeyeyye
        gila..yul cemburuan banget jadi orang..wah..rada curiga gue sama tu fotographer pasti ada suatu hal yang …-
        gue yakin dia punya hal buruk untuk sica kedepannya..

        author yang bikin ni ff keren~
        apalagi yang nerjrmahinnya lebih keren lagi..hahaha

        Iye..hbd untuk kwon yul~

  3. gw pinter juga hahaha..
    ne ff dah lama banget gw tunggu..
    yulsic jadian juga padahal awal nya gregetan bacanya..

    yul musti di bikin jealous dulu baru bertindak..but yulsic so sweet banget..
    di tunggu loh ff neh

  4. annyeong…

    Tarra-ssi~ lo nyebelin banget dah -_-
    Eh eh eh,berarti gue pinter dong yah bisa bobol PW nya sebelum tanggal 5 😉

    Yulsic jadian ^o^ kissuan lagi *hukhukhuk* emang bner yah,si Yul kudu di pancing heula baru deh ngaku saranghae-saranghae an sama JessJung 😐

  5. yah ending uga….akhirnya mreka jadian uga……..sweet yulsic……wah bakalan ad ff bru nih……fighting…waiting new ff thour^^

  6. stelah sekian lma nih ff dikubur akhir ny nongol jg dgn moment yg bkin ak gila dan diabet…
    seobang kamu emg keren…. pling demen sma kta yul “karna gk ada yg berani berteriak sama pacar ku”

    okay lanjut season 2 ny tar…

  7. aku hadiiiiiir……*plak hai tarra
    asik akhirnya kwon yul ngungkapin juga perasaan nya yul harus cemburu dlu baru bsa kaya gth hadooh..
    ah sica begitu lucu
    kgn bnr m ff ini aku..
    makasih tarra 🙂

  8. I did it 😀
    Pw yg keren! Haha
    Mantap2, Yulsic sweet banget. Jadi kangen Yulsic moment 😦
    Aduhai, berarti nih ff panjang banget ya, sampe ada season 2.
    Oke, hwaiting buat next part 😉

  9. annyeong …………
    AKHIRNYAAAAAAH …
    yang aku tunggu” dtng juga ….kkkeee
    manis bnget sih YulSic,smpet kcewa lagi” kncan nya harus ada gangguan …. ckck
    tpi akhirnya First Kiss nya mnteeeeep ….

    kirain bneran end.. dtunggu Next chap nyaaah…..
    SEMANGAAAAAAAAT

  10. Akhirnya yulsic jadian jg…..lama banget thor nungguinnya sampai lumutan…..sweet banget pula kencannya aq kira batal kencan….mau ada season 2, oh d tunggu banget itu…..
    N Happy Birthday Kwon Yul….

  11. asik,,,, moment nya sweet banget hahah,,, yul kalau nggak di pancing juga nggak bakalan mau keluar tuch keberaniannya hahahahha
    tapi LDW,, sumpah pengen gue cekek aja tuch orang,, berani nyosor sica aish,,,,
    kirain yul udah ninggalin RS,, tp ternyata dia masih disekitar parkiran dan lebih bagusnya lagi sica dapat mengejarnya hahahahaah
    ow,,, yulsic kisseu nya meleleh hahahah,, apa nggak memble tuch bibir,, ciuman seperti nggak ada hari esok hahahh

  12. huaaa author jeongmaaalll kirain beneran end *maklum rada parno sm 3 huruf itu
    LANJUUUUUTTTTT…..!!!!!!!!!
    paling sedih klu part ny lg dapet bget feel ny trus muncul 3 huruf yg menakutkan (TBC) tp selama 3 huruf yg lain gk nongol it’s ok hahahhaaa

  13. tunggu author soal season 2 aje. tp kita gak tau kapan. mungkin seabad baru rilis season 2.

    akhirnya yulsic menyatakan pernikahan eh bukan…. menyatakan cinta……

  14. dihhhh
    yul emg mesti, kudu, harus, wajib d pancing dlu dy. stlah skian lama akhirnya kata “mencintaimu” dy nyatakan ke sika. cukup lamaaaa smpe d chap 20 lohhhhhh! ahahaha
    tp sweet deh mereka 🙂
    tp sdkt criga itu sama ftografernya deh, entah knp feeling ge itu si ftografer ad niat tersembunyi yaaa -_-
    lnjut deh thor 🙂

  15. Gw baru td malem baca epep ‘IceBoy’ dr part 1-20. Smaleman gw baca niy crita. Gw harap cpt d’update yow klnjtx cz gw suka bgt sm karakter YulSic d’sni. Jjang bgt deh ^o^

  16. hore akhirnya..
    nyampek jugak part 20 nya..
    ceritanya keren chingu..
    aku penasran kelanjutanya gimana..
    jangan lama -lama ya update lanjutannya..
    ditunggu lho..
    figheting…

  17. Huaaaa gila sica rela lari buat yul,, nyeker pulaa,, akhirnyaaa jadian jugaaaaa 👏👏,
    Di tunggu season 2nyaaa thoorr

  18. Yey akhir nya Yulsic jadian jga, Yul prlu dipanasin dulu baru dy mau ngaku..
    Suka sama kencan nya Yulsic, ya wlwpun kencan nya dluar rencana..
    Ga bosen2 cuma mau bilang terima kasih buat Tarra yg udah mau translate-in ff ini..

  19. Finally yulsic official, and finally kissing scene wkakkkwka im waiting for next season. Hwaiting thor!

  20. jd mereka udh resmi blm???????
    sica tuh agresif ke yul tp polos ke cowo2 lain ya.
    Ah! baru jg gue seneng dpt scene kiss yulsic tp udh tbc. Kpn seasonnya author~

Comment ^^~