You’ll be the Prince & I’ll be the Princess [Chapter 8]

Hi….Mr. Mr.

enjoy~ !!

~~~ ~~~~ ~~~

Title1d

Chapter 8: It’s just an accident

 

Legenda mengatakan bahwa Lady Gu, salah satu permaisuri favorit kekaisaran Raja Tae, telah melakukan kejahatan serius yaitu meracuni permaisuri favorit Raja yang lainnya. Merasa murka, Raja Tae mengeksekusi Lady Gu dan keluarganya. Tetapi Raja Tae tidak mengetahui bahwa Lady Gu tidak bersalah, melainkan dijebak oleh seorang Ratu yang cemburu. Setelah eksekusi tersebut kepalanya hilang secara misterius, dan tubuhnya segera dimakamkan tanpa kepalanya.

Hingga saat ini, kau dapat melihat sosok tanpa kepala mengembara di seluruh istana, mencari kepalanya yang hilang, sementara teriakan kepalanya yang terpenggal bisa didengar, menunggu untuk bersatu kembali dengan tubuh, kembali lengkap seperti semula.

“ARHHHHHHHHHHHHH!”

Jessica berteriak dan meronta-ronta keras, ia merasa ngeri dengan mimpi buruk tentang kepala berdarah yang hilang dan berteriak-teriak mencari tubuhnya. Tangannya lalu membentur sesuatu yang keras.

“OWWWW!”

Matanya terbuka karena mendengar jeritan mendadak. Ia menemukan dirinya berbaring di tempat tidur lembut dan terkejut melihat sang pangeran duduk di kursi di sampingnya, memegangi matanya yang kesakitan.

“A-Apa yang kau lakukan di s-sini?” tanya Jessica, suaranya masih bergetar karena pengalaman mengerikan sebelumnya.

“Ahahaha…” Yuri tersenyum kikuk, ia melepaskan tangannya dari matanya, “Tidak ada… Aku hanya sedikit mengkhawatirkanmu. Beberapa saat yang lalu kau pingsan…”

Jessica teringat akan kepala berdarah itu dan ia menutup matanya rapat-rapat, mencoba untuk melupakan kejadian mengerikan itu sambil menutupi dirinya dengan selimut.

“Di mana k-kepala itu?” Tanya Jessica tiba-tiba ketika ia menyadari tidak peduli seberapa keras ia mencoba, bayangan kepala itu terus kembali setelah ia menutup matanya.

“Kepala apa?” Yuri berpura-pura tidak tahu, tempat kejadian itu telah dibersihkan dengan bantuan Sooyoung. Ia tidak berniat untuk mengakui tipuan itu sepenuhnya.

“K-kepala di l-lantai!”

“Huh?” Yuri memberikan pandangan bingung meyakinkan. Jessica melihat sekelilingnya dengan tegang. Segala sesuatu di ruangan itu tampak normal.

“Kau pasti berhalusinasi… mungkin kau hanya lelah,” jelas Yuri.

“Apakah itu sungguh hanya imajinasiku? Tapi rasanya begitu nyata!”

“Jadi… k-kau m-menemukanku dan… m-membawaku ke t-tempat t-tidur?”

“Kalau kau m-mengira aku melakukan sesuatu padamu ketika k-kau tidak sadar, a-aku t-tidak melakukan apa pun!” Yuri membela diri, bertekad untuk tidak dikelirukan sebagai orang mesum lagi. Jessica sedikit terkejut dengan sikap pembelaan Yul. Saat ia memandang Yul, ia melihat kemerahan kecil di sekitar mata kirinya.

“Oh tidak… Aku pasti tidak sengaja memukulnya tadi…”

“M-matamu… a-aku…” Tangannya meraba-raba di sekitar mulutnya, mencoba untuk menemukan kata maaf, tapi kata itu tidak pernah keluar.

“Ahhh… tidak apa-apa … sungguh tidak apa-apa…” Yuri menggaruk pipinya malu-malu.

Terdapat keheningan yang canggung ketika keduanya saling menghindari setiap tatapan masing-masing.

“Aku-aku er-” Mereka berdua mengatakannya bersamaan.

“Kau duluan…” kata Jessica.

“Tidak, ladies first…” kata Yuri dengan nada sopan.

“A-aku… er…” Jessica ragu-ragu.

“Baiklah, aku dulu,” sebagai gantinya Yuri berbicara lebih dulu.

“Bagaimana perasaanmu sekarang? Kau tidak sadar selama satu jam. Apakah kepalamu terbentur saat kau terjatuh?” Tanya Yuri khawatir.

Tidak ada apa-apa selain tatapan tulus di matanya. Jessica sedikit terkejut melihat sang pangeran berperilaku dengan begitu perhatian.

“Aku b-baik saja sekarang…” Jawabnya, namun ada hal lain yang mengganggunya, pukulan tidak sengaja yang diberikannya pada Yul.

“Apakah m-matamu… terluka? Kelihatannya sedikit… b-bengkak…” Dengan sendirinya Jessica memajukan tangannya ke depan untuk meredakan rasa sakitnya tapi Yuri menarik diri, terkejut dengan gerakan Jessica yang tiba-tiba.

Setelah melihat reaksi mendadak itu, Jessica segera menarik tangannya, tidak mengetahui alasan dari tindakan sebelumnya. Seolah-olah sesuatu yang lain mengambil alih kesadarannya beberapa saat yang lalu.

“Maaf… Aku tidak bermaksud-” Jessica menghentikan ucapannya, merasa malu dengan tindakan dirinya yang membingungkan.

“Tidak… itu tidak ada kaitannya denganmu!” Jawab Yuri sambil mengutuk dalam hati karena bersikap bodoh seperti itu.

“Er-karena k-kau sudah merasa baikan sekarang… Kurasa aku harus pergi,” Yuri berdiri, menghindari tatapan Jessica dan hendak pergi ketika ia merasakan tangan hangat yang menarik tangannya, menahannya.

“Tunggu! Jangan pergi! Aku-aku… agak takut … Bisakah k-kau tinggal… untuk sedikit lebih lama?” Kata Jessica malu-malu, wajahnya memanas saat ia melepaskan tangan Yul. Setelah melihat wajahnya yang tak berdaya dan dengan rasa bersalah karena tipuan itu, Yuri melunak.

“O-Oke… k-kurasa…” Yuri tergagap. Ia pun merasakan panas yang meningkat secara bertahap di wajahnya. Yuri kembali duduk, bergeser di kursinya untuk duduk lebih nyaman.

Keheningan canggung lainnya mengambil alih ketika tak satu pun dari mereka berbicara.

“Aku pikir-”

Mereka berbicara bersamaan sekali lagi. Mereka saling bertatapan dan Jessica yang pertama memecahkannya dengan tawa lembut, segera diikuti oleh Yuri. Setidaknya itu berhasil memecahkan suasana tegang di antara mereka.

“Oke, sekarang giliranmu duluan…” Yuri tersenyum. Jessica menelan kegugupannya dan bersuara.

“Kurasa… mari kita m-mulai dari awal lagi… Perkenalan yang sebenarnya karena kita agak… kacau dengan pertemuan pertama kita…”

“Ah!” Yuri terkesiap begitu teringat pada pertemuan pertama mereka yang tak terlupakan. Wajah mereka berdua berubah menjadi lebih merah dari sebelumnya.

Jessica mengalihkan pandangannya ke jemarinya sebelum mengulurkan tangannya, dan mata mereka bertemu sekali lagi.

“Aku Jessica Jung Sooyeon…”

Yuri meraih tangan hangatnya.

“Aku Kwon Y-Yul…”

Es besar di antara keduanya akhirnya mulai mencair seolah-olah tatapan mereka yang tetap dan tangan mereka yang terhubung sudah memercikan api di suatu tempat jauh di lubuk hati terdalam. Tangan mereka tetap terkunci selama lima detik sebelum mereka masing-masing kembali tersadar dan memisahkan diri dari sentuhan itu.

Sekarang giliran Yuri.

“Kurasa… itu artinya sekarang kita sudah berteman?”

“H-hanya teman?” Pikir Jessica, “dan tidak lebih?”

Ia merasa sedikit kecewa dengan pilihan kata Yul. Tapi apakah ia sungguh ingin mendengar kata yang berbeda? Ia, dirinya, merasa bingung saat ia teringat pada rahasia kecilnya bersama Mr. Bear sebelumnya, apakah ia akan pernah berkeinginan untuk menyukai seseorang seperti pangeran. Ia tidak mempunyai jawaban yang jelas, dan tampaknya sampai sekarang pun ia masih tidak dapat menemukan jawabannya.

“Kurasa… begitulah…” jawab Jessica, tidak ingin membiarkan Yul menyadari keraguannya.

“Karena sekarang kau tidak bisa tidur, bagaimana kalau kita mengobrol?” Saran Yuri.

“Oke, tapi tentang apa?” Tanya Jessica.

Yuri memberikan ide yang cermat.

“Kita awali dengan obrolan menarik… kita bergiliran untuk saling bertanya!”

“Truth or Dare?”

“Erm… semacam itulah…”

“Harus berkata jujur dan tidak  boleh berbohong, semua tantangan harus dilakukan dan tidak boleh mundur, dendanya sebuah hukuman.” Jessica menyatakan aturannya dengan jelas. Itu adalah salah satu permainan kesukaannya dan ia bangga menjadi salah satu kacang yang paling sulit untuk diretakkan.

Bagaimanapun, Yuri sama sekali tidak menduga hal itu.

“Ok… jadi kau yang mulai duluan, Truth or Dare?”

“Truth!”

Yuri mencari-cari pertanyaan yang cocok. Ia lalu melihat beruang hitam di samping Jessica, yang disebutnya, Mister Bear.

“Siapa yang memberimu beruang itu? Ada potongan kain berbentuk hati di atasnya. Apakah itu dari mantan pacarmu?”

“A-Apa yang kau bicarakan! Aku-aku…” Jessica tersipu. Ia tidak mengira Yul akan menanyakan tentang mantan pacarnya. Tidak ingin menjawab bagian tentang pacar, ia memberikan jawaban cepat.

“Orangtuaku khusus membuatnya ketika aku berusia lima tahun! Aku menginginkan beruang hitam yang besar!”

“LIMA TAHUN??! Itu hampir lima belas tahun yang lalu! Lalu bagaimana dengan hati itu?” Yuri terus mendesak.

“Kenapa dia terus membicarakan hati?”

“Cemburu?”

“… Tidak mungkin…”

“Mister Bear pernah terjepit di eskalator ketika aku membawanya berbelanja bersama dan bagian sisinya robek. Aku kembali menambalnya dengan bantuan ibuku!” Kata Jessica jujur.

“Kenapa warnanya hitam?”

“Untuk mengenang beruang hitam kecil yang pernah kutemui ketika aku berusia lima tahun…”

Yuri langsung memikirkan pemandangan lucu dari beruang hitam asia yang sebenarnya, Ursus thibetanus (Asian black bear), dengan tanda ‘V’ yang berbeda di bagian dadanya.

“Beruang itu terlihat agak lucu… sampai akhirnya menjadi dewasa sehingga…” Yuri mulai menirukan geraman beruang yang mengancam, sebaliknya ia malah menghibur Jessica dengan suaranya yang konyol.

“Beruang hitam kecil yang kubicarakan adalah seorang perempuan, bodoh!” Jessica tersenyum sambil ia memeluk beruang itu lebih dekat.

“Huh? Apakah ada perbedaan antara geraman beruang jantan dan betina?” Tanya Yuri, tidak menyadari bahwa beruang hitam yang Jessica maksud pada kenyataannya adalah seorang anak perempuan.

“Hei, sekarang giliranku!”

“Tentu… lanjutkan… aku memilih Truth!”

“Ceritakan tentang adikmu, Putri Yuri…”

“Eh? Kenapa?”

“Kau harus menjawab pertanyaannya! Selain itu aku benar-benar tertarik untuk mengetahui apa yang anak kembar pikirkan tentang satu sama lain…”

“Eh… erm… ok…”

“Apa yang harus kukatakan tentang diriku?!?! Pikirkan dari sudut pandang seorang pria… Yul dan aku sering bertengkar… jadi aku tidak bisa mengatakan hal yang baik tentang diriku sendiri…”

“Dia adalah orang yang mengerikan!”

“Argh… apakah aku harus melakukan ini?!?”

“Dan dia suka memerintah! Itu saja!”

“Itu saja? Hei, tidak adil… ceritakan lebih banyak! Dan kenapa kau hanya memiliki komentar negatif tentang adikmu! Kau sama seperti kakak-kakak pada umumnya!”

“Apa lagi yang kau ingin tahu tentang dia?”

“Jadi siapa yang lebih tua? Kau atau dia?”

“Aku lebih tua delapan menit.”

“Apa kau mencintai adikmu?”

“Eh… pertanyaan macam apa itu!?!”

“Yah, aku pernah mendengar cerita kalau anak kembar yang berbeda jenis kelamin adalah sepasang kekasih dari kehidupan mereka sebelumnya dan telah berjanji untuk terlahir kembali bersama-sama…”

Yuri memikirkan kakaknya dan langsung membuat ekspresi jijik. Di sisi lain, Jessica tertawa melihat reaksi Yuri.

“Sudah cukup aku menghabiskan 9 bulan bersamanya maksudku, dalam rahim ibuku…”

“Dan kakak bodoh itu adalah orang yang membuatku masuk ke dalam kekacauan ini dari awal!”

“Sudah cukup tentang dia! Sekarang, giliranmu!”

“Truth!” Jessica menyuarakan pilihannya.

Yuri merenung sejenak sebelum menanyakan keingintahuannya.

“Apa sifat dalam diri seseorang yang menarik bagimu?”

“Baik hati, peduli dan yang paling penting, kejujurannya!”

“Kejujuran?”

“Ya, tidak ada kebohongan.”

Yuri meringis sedikit.

“Bagaimana jika orang itu harus berbohong karena suatu alasan?” Jessica menatapnya dengan ragu, “M-maksudku… dia tidak punya pilihan selain berbohong… tapi itu semua karena niat yang baik!” Tambah Yuri.

“Bohong tetap saja bohong, tidak peduli seberapa baik niat itu…” kata Jessica tegas.

“Kenapa? Kau menyembunyikan sesuatu?” Goda Jessica.

“Tidak! Tentu saja tidak… Aku h-hanya bertanya…”

“Sekarang giliranmu…”

“Truth…”

“Kau tidak menyenangkan…” Ejek Jessica main-main.

“Yah… lalu kenapa kau tidak memilih Dare…” Balas Yuri. Jessica mengabaikannya dengan langsung menanyakan pertanyaan.

“Jadi, apa yang kau cari dalam seorang perempuan?” Tanya Jessica terang-terangan.

Yuri hampir menjatuhkan rahangnya, “Eh?!?”

“Kenapa kau terkejut begitu?” Jessica menatapnya dengan aneh.

“S-Siapa yang bilang begitu… aku-aku h-hanya berpikir,” Yuri berhenti sejenak, “Tunggu sebentar… kenapa kau ingin tahu… kecuali…”

Yuri menyunggingkan seringai kecil, “Kecuali kalau kau ingin tahu apakah aku akan menyukaimu?”

Kali ini, giliran Jessica yang terkejut dengan serangan balik Yul. Tapi ia kembali pulih secara meyakinkan, bertekad untuk mengakali pernyataan Yul saat ia mengatakan jawabannya.

“Agar aku bisa memperkenalkan orang lain padamu jika ternyata aku tidak berjodoh denganmu!”

Tidak mau kalah, Yuri segera menjawab, “Bagus! Aku ingin seseorang yang lembut dan tidak kasar!”

“Yah!” Jessica bereaksi agresif dengan melemparkan beruang yang ia peluk padanya. Yuri, yang telah bersiap-siap dengan segala konsekuensi yang mungkin terjadi, menangkap beruang itu dengan refleks cepat.

“Kukira Mister Bear ini sangat berharga?! Kau memberikannya padaku?” goda Yuri sengaja.

Jessica mengulurkan tangannya, ia menyingkirkan selimut sambil mencoba untuk mengambil beruang itu dari Yul. Namun Yuri terlalu cepat baginya, ia melompat dari kursi dan menghindari gerakan Jessica. Jessica berakhir dengan menangkap kursi yang kosong, dengan wajahnya yang nyaris terkubur ke dalam bantal lembut.

Merasa puas atas kemenangannya, Yuri berbalik dan memberikan pandangan mengejek pada Jessica. Jessica memelototinya. Yuri mengambil langkah mundur dengan cepat, mewaspadai pembalasan kejamnya. Tapi ia tidak mengira kalau dirinya telah menginjak ujung dari selimut sutra yang mencuat, yang dilemparkan Jessica beberapa saat lalu. Kakinya tergelincir pada permukaan licin dari bahan sutra berkualitas dan segalanya terjadi dalam sekejap. Yuri melambaikan tangannya, berusaha mati-matian untuk menangkap benda di sekitarnya saat dirinya tergelincir, tapi yang tersedia hanyalah sebuah tempat tidur dan selimut yang tersisa. Yuri berhasil mencengkeram selimut itu saat dirinya terpeleset, menarik sisa selimut sutra itu jatuh bersamanya.

Jessica menjerit kaget saat ia merasakan tarikan tiba-tiba di sebelah kirinya karena selimut yang membelit seluruh tubuh bagian bawahnya terseret dengan paksa. Dan tak berapa lama, ia mendapati dirinya, sekali lagi, jatuh di atas tubuh sang pangeran. Kali ini, sedikit berbeda dari pertemuan pertama mereka. Jessica jatuh dalam gerakan menyamping.

Untungnya Yuri, tak satu pun dari tangannya bersentuhan dengan Jessica ketika salah satu tangannya menarik selimut dan tangannya yang lain mendarat di lantai berkarpet. Tak ada satu pun peluang untuk mengulangi kecelakaan seperti insiden bandara.

Tapi malangnya Yuri, Jessica telah mendarat dengan serangan siku pada pertengahan dadanya sebelum seluruh tubuhnya jatuh beberapa saat kemudian. Merasa terkejut dengan dampak tiba-tiba yang menyakitkan dan sensasi pukulan angin yang dihasilkan oleh hantaman itu, Yuri tersentak ke atas sementara Jessica melanjutkan gravitasi searah ke bawah.

Mata Yuri melebar kaget dengan kedekatan wajah mereka sampai semua itu sudah sangat terlambat. Bibirnya bertemu dengan sepasang bibir lembut yang lain.

Ia telah mencium Jessica tanpa sengaja.

“Astaga… habislah aku…”

 ~~~;~~~;~~~

TBC

makasii ya udah baca + komen, tapi sekali lagi gue minta maaf soalnya belom bisa bales komen kalian (silent author :P)  makasii juga buat para silers yang udah pada tobat lol tenang aja gue gak marah kok ahaha ^^

credit : choki @SSF

boiboi~

49 thoughts on “You’ll be the Prince & I’ll be the Princess [Chapter 8]

  1. Posi2 jatuh yg d nanti2 hehehe…..
    Bkal dpt apa tuh yul klo jatuhny posi2 kya gtu..???
    Wah sica benci kebohongan jd tr bgaimna klo tau yg sbnrny….

  2. yulsic membaik y…asek…..wow wjah mreka dket n bibir mnyatu brarti mreka ciuman tnpa sadar donk…hehe…lnjut y…soon…

  3. Silent author…gw yakin reader lu gak keberatan asal apdet nya gak lama….
    Hahahahahha

    Ff ini slalu jadi hiburan stiap kali gw baca…
    Gw suka pemilihan kata nya,jd suka bikin senyam-senyum sndiri kan gw…
    Gak tau dh uda brapa kali gw komen dgn pujian yg sama…krn emang begitu…
    Hehehheee

    Dn scene terakhir…woooww…yulsic gak sengaja kissing…
    Yul masih bisa hidup lbh lama kah stlh itu???
    Hahhahahhah

  4. annyeong…

    Cieeeee Yg udah baikaaaan~ 😀
    Yulsic maen Truth or Dare,tapi yg dipilih Truth mulu -_-. Pada cari aman yeee kalian berdua.
    Yulsic Kissing scene~~~ XD bakal kena gampar lagi Pangeran Yul?

  5. ekh aku bru mampir lgi malah baca part ini ketinggalan jauh banget ~~ huhuhu aku masih bingung lah disini yul anak kembar ya . yaudah baca part satu dlu lah

  6. aduh baru aja PDKT kenapa terjadi insiden itu lagi
    bisa2 jessica ngamuk lagi #doabareng yuri
    knapa yuri gk ingat sm sica kecil ??

  7. Ooww yulsic ciuman yg gax d rencanain(?) tangan aman ,, v bibir berulah haha kwongul kwongul ckckck ..
    Bner nih author gax marah ??
    Gomawo klo gtu ,, pkoknya jamin deh aku bkal komen setiap FF karya author *wink ^_~

  8. full yulsic moment^^
    kyk nya yulsic bkln brantem lg nih gegara adegan jatuh yg mengakibatkn kissu,,
    aish pdhl baru aja baikan trus main bareng..,

    di tggu lnjtn nya^^
    fighting

  9. keadaan yulsic sudah membaik. untunglah sica gak tau yuri itu penyebab. kalo tau, nanti yulsica gak pernah baikan selamanya.

  10. Wkwkwk…asek tuh jtuh nya…bi2r sling menempel…

    G’ pa2 tara jdi silent author,,yg pnting tuh coment pra reader elo bca…trz apdet nya nggak pake lama…

  11. Yulsic kissing??gak sengaja kekke
    Hahha lucuk ya kenalan lagi massa aku mkn suka deh yulsic♥
    Aku blm bc part sebelum nya deh kekke
    Makasih tara 🙂

  12. Wwoooaaahhh….. Sweet nyaaa….. Gileee ruh si yulsic emang dah… Udah mulai pd deket eh mlh ada insiden yang ehem….. Emng sih gk kaya di bandara tapi yg ini lebih seru nyooo….
    Lanjut deh taraaa

  13. duhh hancur deh tu bagian atas yuri… sakit pasti. mereka kiss,,, gue do’a in yul kena tampar lg. ahahaha

  14. yul oppa merasa bersalah ya, sica onnie itu hanya tipuan merekaam, jangan dipercaya..
    yulsic mulai perkenalan dari awal lagi, kan begitu lebih baik..
    penasaran siapa sih yang kasih boneka itu sama sica onnie..
    omo, kiss tak disengaja..
    apakah yul oppa akan mendapatkan tamparan kemabali ??
    lanjut chingu, ditunggu ceriyanya..
    see you..

Leave a reply to syall Cancel reply