You’ll be the Prince & I’ll be the Princess [Chapter 19]

enjoy~

~~~ ~~~~ ~~~

Title1d

Chapter 19: Someday, my Prince will come

 

“Aku…membencimu…”

Tiga kata itu berdering terus menerus di kepala Yuri sementara keadaan di ballroom terus bertambah kacau dengan gerombolan penjaga di latar depan yang berusaha mati-matian melindungi keluarga kerajaan dari para awak media.

“Yang Mulia, siapa wanita dalam foto itu?”

“Yang Mulia, apakah benar Anda memiliki orang lain dalam pikiran Anda?”

“Apakah pertunangan dengan Nona Jung ini hanya pura-pura? Tolong beritahu kami… Anda berhutang penjelasan pada masyarakat!”

Mengabaikan pertanyaan-pertanyaan wartawan yang dilemparkan kepada sang pangeran, Ratu Hyun terus mengobati luka di bibir anaknya. Yuri tetap bergeming, menatap tempat kosong ke tempat di mana Jessica berdiri beberapa saat yang lalu. Orangtua Jessica telah pergi untuk mengejarnya, tetapi tidak sebelum memperingatkan sang pangeran untuk menjauh dari putri mereka.

Kau baik-baik saja, sayang?” Tanya Ratu Hyun cemas pada anaknya yang tidak responsif.

“Seseorang, panggil dokter sekarang!” perintah ibu cemas itu buru-buru sambil menarik Yuri untuk kembali berdiri. Petugas di dekatnya bergegas mematuhinya.

Di bawah, Sooyoung masih terhuyung-huyung kaget atas pengungkapan foto-foto Yuri dan dirinya. Mengingat kemampuannya dan tugasnya sebagai pengawal kerajaan, seharusnya ia menyadari keberadaan orang yang mengikuti mereka hari itu. Mengepalkan tangan erat-erat, ia ingin menampar dirinya sendiri karena telah ceroboh, karena telah terbiasa dengan ketenangan di Amerika.

Dia gadis itu!” Seorang pria dari kerumunan berteriak keras-keras, sambil menunjuk Sooyoung. Sebelum Sooyoung bisa bereaksi, segerombolan kerumunan kecil mengelilinginya, berperilaku seperti gerombolan hyena yang kelaparan.

“Apa hubunganmu dengan Pangeran?”

“Apa kau kekasih gelapnya?”

Segerombolan wartawan di belakang tidak henti-hentinya menjepretkan kamera mereka. Kang In memperhatikan dari samping, tak bisa bergerak maju karena kerumunan orang banyak menghalangi jalannya. Meski sebelumnya ia telah mengetahui ide Pangeran Jin untuk mengekspos sisi jelek Pangeran Yul, Kang In tidak pernah menduga foto-foto itu akan diungkap saat pertunangan. Bahkan, ia telah memohon kepada Pangeran Jin untuk menahan dulu foto-foto tersebut hingga ia bisa mengetahui perasaan Sang Pangeran yang sebenarnya terhadap Sooyoung dan begitu juga sebaliknya. Jika mereka memang benar-benar jatuh cinta, Kang In akan menerima kenyataan itu dengan ikhlas, dan bahkan akan berusaha agar Sooyoung secara resmi diakui sebagai pacar Pangeran Yul yang sah. Ia baru saja akan menerobos kerumunan ketika tiba-tiba terdengar suara yang sudah tidak asing lagi di telinganya.

Jangan ganggu dia!” Yuri berteriak marah saat ia melepaskan diri dari petugas dan melompat turun dari panggung, berlari menuju Sooyoung. Hal ini tentu mendatangkan kejutan pada semua orang, termasuk keluarga kerajaan.

Aku bilang jangan ganggu dia!”

Nada mengancam dari pangeran yang marah itu menghalangi siapa pun yang mendekati dirinya dan Sooyoung. Mereka buru-buru mundur beberapa langkah menjauh dari gadis itu. Tanpa kata-kata lagi, Yuri meraih tangan Sooyoung yang tertegun itu dan menariknya bersama, mereka berlari cepat, membuat semua orang terkejut dengan tindakan mereka.

*****

Setelah jauh dari pandangan orang-orang, Sooyoung segera melepaskan genggaman Yuri dan berteriak marah, “Apa yang kau lakukan?! Seharusnya kau pergi mengejar Jessica, bukan kembali untuk aku!

“Dan meninggalkanmu berurusan dengan mereka sendiri?” bela Yuri.

“Tapi sekarang-” suara Sooyoung terdengar serak dan putus asa, “-semua orang akan mengira kalau foto-foto itu nyata!”

Yuri mempertahankan diamnya, tidak berencana untuk menjelaskan lebih lanjut. Hanya ada satu hal di dalam kepalanya. Ia terus berjalan lurus menuju pintu masuk hotel, tidak terpengaruh oleh fakta bahwa orang lain sedang menunggu penjelasannya.

“Yang Mulia-” Para penjaga yang ditempatkan di pintu menyambut dengan gugup.

“Ke mana dia?”

“Kami mencoba untuk menghentikannya tapi-”

“Ke mana dia?” Yuri kembali menegaskan.

“Keluar. Kami telah mengirim beberapa orang- Yang MuliaDi luar sedang hujan-”

Tanpa menunggu petugas itu menyelesaikan kalimatnya, Yuri berlari keluar menerobos hujan lebat. Sooyoung segera mengikutinya, mengejarnya.

“Tunggu! Kau mau ke mana?” panggil Sooyoung dari belakang, menyambar lengan Yuri dengan tegas.

“Aku harus mencari dia!”

Di luar hujan! Kau akan terkena demam! Orang-orang kita sudah keluar mencarinya.

“Bagaimana kalau dia terkena masalah? Aku harus menemukan dia, semua itu salahku!” teriak Yuri, mendorong Sooyoung.

Lalu bagaimana kalau kau menemukannya? Apa kau akan menceritakan semuanya?!” balas gadis yang juga basah kuyup.

Pertanyaan itu membuatnya bingung. Memang, apa yang akan ia katakan kepada Jessica setelah ia menemukan dia? Mengungkap identitas aslinya dan tidak dapat dielakkan, mengatakan bahwa selama ini ia telah berbohong akan mirip seperti misi bunuh diri. Dua bom dalam satu malam… tak seorang pun akan mampu menangani serangan semacam itu.

“Berjanjilah padaku kau akan berada… di dekatku sekali lagi kata-kata Jessica berdering di kepalanya.

“Aku sudah berjanji… Aku tahu dia punya alasan untuk membenciku, tapi ini adalah sesuatu yang tidak bisa aku hindari

Meletakkan tangannya di bahu Sooyoung, Yuri melanjutkan, “Aku butuh bantuanmu…”

*****

Saat keluarga kerajaan dikawal keluar dari ballroom dengan selamat, kepala pelayan senior tetap di aula, berusaha sebaik-sebaiknya untuk menenangkan kerusuhan para wartawan dan pada saat yang sama, membela nama sang pangeran.

“Ini semua salah paham! Tolong, semuanya, tenanglah.

Sebuah getaran kecil bergetar dari dalam sakunya. Setelah menyuruh ajudannya menangani situasi untuk sementara, ia mundur untuk menjawab panggilan masuk dari nomor yang dikenal.

“Yang Mulia…

“Maafkan aku atas kekacauan besar ini, Sir Yoon. Aku akan mencoba untuk menjelaskan semuanya nanti tapi sebelum itu, tolong rahasiakan yang lainnya.

“Tapi Yang Mulia, ini tanggung jawab saya. Bagaimana bisa saya membiarkan Anda memikul semuanya sendiri? Sayalah yang menyarankan ini-”

“Dan akulah yang menjalaninya!”

“Tapi-”

“Tolong, bantu aku satu hal. Jangan mengucapkan sepatah kata apa pun kepada siapa pun, bahkan orangtuaku sampaisampai aku menyelesaikan masalahku dengan Jessica,Yuri memohon dengan tulus melalui ponsel.

Kepala pelayan senior itu dapat dengan mudah memahami apa yang dimaksud Yuri. Meskipun sebelumnya tidak mengetahui tentang hubungan mereka, ia mampu membaca ekspresi mereka dan bisa dengan mudah mengatakan bahwa keduanya saling mencintai. Kalau saja Yuri tidak harus menyembunyikan identitas aslinya…

Kepala pelayan senior itu menghela napas pelan. Cinta mereka hanya akan bertambah semakin rumit.

“Ya, saya mengerti…”

Jika ada satu hal yang bisa ia lakukan sekarang, ini adalah cara satu-satunya.

*****

Sambil menangis gadis itu berlari di sepanjang jalanan sepi, mencengkeram ujung gaunnya dengan satu tangan sambil menyeka air matanya dengan tangannya yang lain. Tapi itu tidak membuatnya berbeda; air matanya masih mengalir tak terkendali, seperti hujan yang turun tanpa henti. Jalanan yang tidak rata itu membuat kakinya yang terus berlari dengan sepatu hak tinggi berdenyut sakit, tapi rasa sakit itu tidak seberapa dibandingkan dengan rasa sakit tak tertahankan yang ia rasakan di dalam hatinya. Rasa sakit yang mengancam untuk meledak keluar dari dadanya, merobek tubuhnya.

“Kenapa… Kenapa harus kau…

Ia tidak pernah mengira orang yang ia pikir mencintainya dengan sepenuh hati, akan membohongi perasaannya. Dan untuk pertama kalinya, meskipun dengan kehadiran orangtuanya, Jessica merasa benar-benar sendirian di tanah yang asing ini.

*****

Hujan bertambah lebat dan semakin lebat, tapi tetap saja, Jessica tidak terlihat di mana punHanya beberapa orang di bawah payung yang terlihat di jalanan yang hampir kosong.

Apa kau melihat seorang gadis yang mengenakan gaun merah muda? Rambutnya pirang dan kira-kira setinggi ini!Tanya Yuri, menggambarkan penampilan fisik Jessica ke beberapa pejalan kaki di sepanjang jalan, tapi tidak ada yang tahu.

Yuri sangat khawatir. Ke mana gadis itu pergi? Kota ini sangat luas dan Jessica tidak mengenal siapa pun di luar istana. Bagaimana jika dia terkena masalah, atau yang lebih buruknya, kecelakaan? Sekali lagi ia mengutuk dirinya dala hati, Yuri meneruskan pencariannya di tengah hujan lebat, berlari menyusuri jalanan kota.

Ponselnya berdering pelan; menandakan sebuah panggilan masuk, ia lekas menjawab panggilan itu sambil terus berlari.

“Yuri, di mana kau? Kau sudah menemukannya?” kata Sooyoung terburu-buru.

“Tidak, aku… m-masih… mencari… kau sudah… memberitahu Yul?

“Aku langsung menyuruhnya pergi. Menyuruhnya untuk tetap diam sampai kau menyelesaikan masalahmu dengan Jessica.”

B-bagus… apakah sudah ada…yang menemukan Jessica?” tanya Yuri terengah-engah ke ponsel, menelan ludah.

Mereka masih mencari…” Sooyoung berhenti sejenak, menyadari suara menggigil dengan latar belakang bising yang berasal dari seberang sana.

“Hei! Apa kau baik-”

Panggilan tiba-tiba berakhir sebelum Sooyoung bisa menyelesaikan kalimatnya.

Yuri melihat ponselnya, hanya untuk menyadari ponselnya mati. Menjejalkan alat tidak berguna itu kembali ke dalam sakunya, ia mengabaikan rasa berat di kepalanya. Prioritas utamanya adalah untuk menemukan Jessica dan itu yang terpenting.

*****

Jessica terus berlari, setiap langkahnya membawanya menjauh dari sumber rasa sakitnya, berpikir dengan berlari akan mengurangi sakit hatinya. Jauh di dalam lubuk hatinya, ia tahu itu adalah upaya yang sia-sia tapi itu satu-satunya cara untuk menjauh dari rasa sakit yang terus menyerang hatinya.

Ia terluka, ia bingung, ia kehilangan semua inderanya dan dengan langkah buta, Jessica berlari menyeberangi persimpangan jalan yang tampaknya kosong, tidak menyadari sebuah mobil melaju kencang ke arahnya.

*****

Kilatan petir besar disertai dengan suara gemuruh guntur yang keras adalah pertanda jelas bahwa hujan badai itu tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Pakaiannya basah, dasinya longgar dan mantelnya diterpa angin dari arah berlawanan, menambah berat dan tarikan yang membuatnya sulit berjalan di tengah hujan. Yuri tidak berniat untuk menyerah.

Berjalan lebih jauh, ia melihat beberapa pejalan kaki yang tengah mencari tempat berteduh di dekat sebuah toko elektronik. Yuri mempercepat langkahnya, mencari kemungkinan petunjuk mengenai gadis yang hilang itu.

“Apakah kalian… melihat seorang gadis yang mengenakan gaun merah muda… kira-kira setinggi ini lewat?tanya Yuri terengah-engah, ia mencengkeram luka jahitan di bagian samping tubuhnya yang menyakitkan. Sekelompok remaja yang tengah menonton layar televisi dari kaca toko itu berbalik dan terkesiap saat melihat sosok yang basah kuyup berdiri di depan mereka.

Yuri mengalihkan perhatiannya ke layar dan menyadari alasannya. Televisi itu menunjukkan klip dari dirinya dan Jessica selama pertunangan tadi.

Menggunakan bantuan visual yang tak terduga, ia menunjuk ke layar, “Aku mencari…  dia… apakah salah satu dari kalian… melihat Jessica?

A-anda…?! Pangeran Yul?! P-Putra Mahkota!?” seru seorang gadis. Beberapa temannya memasang ekspresi tak percaya saat melihat pria impian mereka berdiri di depan mata mereka sendiri.

Yuri tidak merespon keantusiasan sekelompok gadis-gadis muda yang tampaknya tidak tahu apa-apa tentang Jessica. Ia memandang berkeliling dengan putus asa, mencoba melakukan pencarian cepat di sekitarnya. Ia hendak pergi ketika seorang gadis tiba-tiba memanggil sang pangeran.

Saya rasa saya melihat dia ketika saya keluar sepuluh menit yang lalu!” Yuri mendengar kalimat gadis itu dan bergegas menghampirinya.

D-dia pergi ke arah sana!Gadis itu menunjuk ke seberang jalan yang berlawanan.

“Terima kasih banyak!” Yuri berterima kasih dengan memberikan sebuah pelukan besar, merangkul gadis tercengang yang kini berada di awan ke-sembilan. Yuri segera melepeskan pelukannya setelah kenyataan menyadarkannya.

“Maaf!” Yuri meminta maaf malu-malu, sadar bahwa tanpa sengaja ia membuat gadis itu basah karena pakaian basah kuyupnya. Dengan itu, ia melaju menuju arah yang ditujukan.

“… P-pangeran Yul…” ia tergagap tak jelas, sebelum kehilangan keseimbangannya.

Teman-temannya berhasil menangkapnya sebelum ia jatuh ke tanah.

Ddia sangaaaat tampan…

Kata-kata itu adalah kata-kata terakhir yang digumamkan gadis itu sebelum pingsan akibat terlalu senang karena kontak tubuh mereka yang dekat.

*****

Sebuah kilatan cahaya dan suara klakson berbunyi nyaring dari samping, diikuti dengan decitan suara ban yang memekakan telinga. Kaget, Jessica berbalik dan melihat sebuah mobil mendekat dengan cepat.

Minggir minggir minggir!”

Instingnya menyuruhnya untuk bergerak tapi ia tetap diam di tempat, tidak dapat menggerakkan satu otot punMemasrahkan nasibnya, ia menutup rapat matanya dan menahan napasnya, berharap itu akan segera berakhir. Mungkin… bahkan bisa menghentikan rasa sakit yang berada jauh di dalam lubuk hatinya.

Tapi rasa sakit itu tidak pernah datang. Mobil itu berhenti sepenuhnya hanya kurang dari satu meter dari gadis yang membeku ketakutan.

“Perhatikan jalanmu!” teriak pengemudi itu kasar.

Seolah-olah pendengarannya kembali, suara hujan yang memukul tanah membawa Jessica kembali ke kenyataan. Kemudian terdengar suara dari persimpangan dan lampu tanda menyeberang menyalaPengemudi itu jelas salah tapi Jessica terlalu tercengang untuk membedakannya. Dengan gemetar ketakutan ia berjalan terhuyung-huyung ke samping. Mengabaikan pelanggaran terang-terangannya, pengemudi itu menginjak pedal gas dan melesat buru-buru, meninggalkan gadis yang terguncang itu di pinggir jalan.

Setelah akhirnya berhenti berlari, segala keterbatasan fisiknya mulai memukulnya dengan keras. Paru-parunya berada di ambang keruntuhan dan kakinya mulai berdenyut sakit. Semua staminanya sudah lama pergi. Ia melihat sekelilingnya. Tak satu pun di lingkungan tersebut tampak akrab dengannya dan ia tidak memiliki ponsel ataupun uang, ia benar-benar tersesat. Terlepas dari itu semua, ia tidak berniat untuk kembali. Yang ingin ia lakukan sekarang adalah menghilang ke suatu tempat sendirian di mana ia dapat mengisolasikan dirinya dari orang lain.

Di belakangnya adalah pintu masuk ke sebuah taman.

*****

“Bagaimana pencariannya?” Tanya Kepala Pelayan Yoon cemas.

“Mereka masih mencari Yang Mulia Putri…” Sir Choi, Kepala Keamanan Kerajaan, menjawab dengan ekspresi serius.

Masalah dengan media telah diselesaikan dan sekarang, masalah yang lebih rumit atas menghilangnya sang putri menyusahkan dua senior berpangkat tinggi itu. Hilangnya setiap sarana kontak dengan sang pangeran semakin menambah kecemasan mereka.

Sudah hampir satu jam dan hujan tidak kunjung reda,” kepala pelayan menghela napas.

Semua bantuan yang tersedia sedang keluar mencari mereka. Ini memang masalah yang mengkhawatirkan,tambah Sir Choi.

“Biarkan saya pergi dan mencari mereka!” usul Sooyoung dari samping.

“Kau! Sudah cukup dua orang hilang! Kau diam sajaBanyak hal yang harus kaujelaskan!Bentak ayahnya marah, tidak melupakan foto-foto mengejutkan dan skandal putrinya dengan sang pangeran.

Gadis malang itu tetap diam. Ia telah menyetujui permintaan Yuri dan untuk saat ini, ia tidak akan ikut campur dengan masalah ini.

Sir Yoon menoleh ke Sooyoung sejenak sebelum melanjutkan percakapannya dengan temannya, “Kita akan mendengar penjelesan lebih lengkap dari pangeran ketika dia kembali. Aku yakin mereka tidak bersalah...

*****

Setelah dua puluh menit sia-sia mencari di sekitar daerah itu, Yuri kelelahan. Pikiran dan tubuhnya terasa lebih berat di setiap menitnya. Selama hampir satu jam ia berlari di tengah hujan tanpa henti.

“Bagaimana kalau mereka sudah menemukannya?”

“Mungkin… karena ponselku mati… tidak ada yang bisa memberitahuku…

“Tidak... bagaimana jika mereka belum menemukannya…

Sedikit kemungkinan gadis itu masih berada di tengah-tengah hujan, memberinya dorongan untuk bertahan. Akhirnya, ia menemukan pintu masuk menuju taman umum yang remang-remang. Firasatnya mengatakan bahwa Jessica mungkin berada di sana, ia masuk ke taman itu.

*****

Di bangku yang berada di samping tempat pejalan kaki, Jessica duduk di taman yang kosong, menangis tersedu-tersedu bersamaan dengan hujan yang menerpa dirinya secara terus-menerus tanpa henti. Ia membenamkan wajahnya dalam kedua tangan ketika deru angin dingin menerpanya, tanpa sadar menyebabkan dirinya menggigil.

Sekarang setelah ia tidak berlari lagi, gadis itu akhirnya memiliki waktu untuk memikirkan segalanya.

Apakah dari awal Yul bahkan menyukainya? Jika dia benar-benar mencintainya, lalu kenapa ada foto-foto sugestif Yul dan Sooyoung?

“Tapi yang aku inginkan hanyalah keselamatanmu…”

Kata-katanya tiba-tiba terlintas dalam pikiran Jessica.

Itu benar.

Yul sendiri yang menyelamatkan dan melindunginya dari kuda lari itu.

Nona, apa orang ini mengganggumu?”

“Seorang pria yang baik seharusnya tidak melecehkan seorang wanita baik. Ini adalah suatu tindakan memalukan.

Yul sendiri yang datang untuk menyelamatkannya ketika dia dilecehkan di pesta topeng.

“Aku jatuh cinta padanya…”

“Tidak pernah berpikir ini akan terjadi… ini benar-benar tidak masuk akal… ini seperti, cinta terjadi tanpa alasan apa pun…

Yul sendiri yang mengucapkan kata-kata itu, saat itu ia tidak mengetahui bahwa gadis disampingnya itu Jessica.

“Jadi, tadi kau bilang…kau tidak tahu bagaimana cara menyatakan perasaanpada orang yang kau sukai?

“Aku yakin dia sudah mendengarnya…”

Dan Yul sendiri yang telah mengambil hatinya.

“Bodoh, kau memenangkan lomba tadi. Aku harus melakukan segala sesuatu yang kau minta. Dan kalau bukan padamu, pada siapa lagi aku bisa berbuat baik?”

“Aku harap kau lapar karena aku bangun lebih awal untuk membuat ini…”

Aku akan memberikan semua yang aku miliki!”

“Semuanya?”

“Ya, semuanya…Termasuk cintaku…

Bagaimana bisa ia membuang semua yang pernah dilakukan Yul untuknya?

Cinta mereka terlalu nyata untuk menjadi dusta.

Sebuah langkah yang terhuyung-huyung karena genangan air lumpur di sepanjang jalan membuat Jessica waspada.

Secara naluriah Jessica mengangkat kepalanya ke asal suara. Di luar dugaannya, orang asing itu tersandung ke depan menyebabkan gadis itu menjerit keras.

*****

“Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!”

Suara teriakan bernada tinggi yang datang dari arah berlawanan menarik perhatian Yuri. Ia langsung mengenali jeritan khas itu. Mengabaikan sesak di dadanya, Yuri berlari ke arah asal suara.

“Tolong jangan biarkan sesuatu terjadi padanya…”

*****

Jessica ketakutan ketika orang asing itu memegang lengan atasnya dengan erat.

Kau mau pergi ke mana, cantik?”

Ia bisa mencium bau alkohol dari napas orang asing itu ketika dia berbicara. Ia kembali menjerit keras ketika tangan kotor orang itu menyentuh pipinya dengan cara menggoda. Akibatnya ia memukul pria itu, yang kemudian berhasil diblokir dengan tangannya yang lain.

“Wanita agresif eh? Bagaimana kalau kau… ikut bersamaku?Pria itu mencibir sambil meraih tangannya dan mulai menariknya dengan kasar.

Jessica terus berteriak minta tolong, berharap seseorang akan membantu tapi pikiran mengerikan bahwa mereka sendirian di taman semakin memperparah ketakutannyaIa berusaha mati-matian, mencoba membebaskan diri dari genggaman kuat pria itu, yang malah semakin membuat pria itu tidak senang.

“Aish… diamlah atau aku akan memukulmu!” ancam pria mabuk itu marah.

Mengambil kesempatan, Jessica mengumpulkan semua sisa kekuatannya dan menginjak kaki pria itu dengan sepatu high heelnya, membuat bajingan itu meraung sakit.

Dasar wanita jalang!”

Pria itu mengangkat tangan untuk memukulnya. Jessica menutup matanya, mengantisipasi tamparan itu, di luar dugaan, tamparan itu tidak pernah datang. Ia membuka matanya dan melihat sosok yang dikenalnya menghentikan pukulan itu.

“Dasar bajingan!”

Yuri mengencangkan tinjunya dan memukul pria itu dengan seluruh kekuatannya, ia tidak peduli bahkan ketika buku-buku jarinya kesakitan. Ia mengamuk habis-habisan.

Pria itu segera melepaskan Jessica dan terhuyung mundur, ia kehilangan keseimbangannya akibat terkena pukulan kuat. Pria itu terbaring tak berdaya di tanah berlumpur, mengerang kesakitan. Yuri menahan amarahnya dan mengalihkan perhatiannya ke arah gadis yang tertekan itu.

Memegang tangannya yang gemetar, Yuri berbicara terburu-buru namun dengan suara lembut.

Kau tidak apa-apa? Apakah pria itu menyakitimu? Katakan padaku! Tanganmu dingin sekali…”

Meskipun napasnya terasa sesak, Yuri meniupkan udara hangat ke tangan Jessica sambil menggosokkan tangan mereka bersama-sama untuk menjaga gadis itu tetap hangat.

Seharusnya ia marah pada laki-laki ini tapi kenapa laki-laki ini sangat mempengaruhi indranya sehingga ia tidak bisa memahami dirinya lagi?

Melaui matanya yang sudah mulai kabur karena air mata, ia melihat tatapan perhatian yang tulus dari Yul. Melihat betapa basahnya sang pangeran, Jessica tahu dia pasti sedang mencarinya. Dan ini adalah ketiga kalinya Yul datang untuk menyelamatkannya.

Hei kau anak kecil!” teriak pria itu dari belakang, memegang botol bir yang sebelumnya ia tinggalkan di tanah, siap menyerangnya.

Jessica segera mendorong Yul keluar dari bahaya, ia berhasil menghalau serangan berbahaya itu dan mereka jatuh ke tanah berlumpur lembut. Ia meringis sakit karena pergelangan kakinya yang terkilir.

Yuri bereaksi secara naluriah, ia menendang tulang kering pria ituPria itu jatuh ke depan dan berguling ke tanah, memegangi kakinya sambil meraung-raung kesakitan. Botol kaca itu pun pecah dan berserakan di tanah.

Kali ini, Yuri kehilangan kesabarannya. Ia mengulurkan tangannya, mengangkangi pria itu. Ia meraih kerah kemeja pria itu dengan tangan kiri dan menghujani pukulan di wajah pria itu dengan kepalan tangan kanannya. Luka jahitannya menjadi lebih jelas akibat setiap pukulan kuat yang membuat lukanya terbelah lebih luas. Segera, buku-buku jarinya dipenuhi darah pria itu sementara darahnya sendiri mengalir di sepanjang tangannya.

Pria itu mulai memohon ampun namun Yuri tidak berhenti. Ia terbutakan oleh amarah. Tidak ada yang bisa menghentikannya, bahkan dengan tangannya yang semakin mati rasa.

Hentikan! Yul, tolong hentikan!Teriak Jessica, berusaha menghentikan dia untuk semakin melukai dirinya sendiri. Ia bergerak maju tapi rasa nyeri di pergelangan kakinya kembali, membuatnya menjerit kesakitan.

Pada saat itulah Yuri berhenti dan berbalik untuk melihat putrinya.

“Sica!”

Mengambil keuntungan dari perhatiannya yang teralih, pria itu menyambar pecahan botol kaca dan mengayunkan ke depan.

Mata Jessica melebar ngeri saat sang pangeran jatuh ke belakang, mencengkeram lengan kirinya yang berdarah. Beruntungnya mereka, suara sirene terdengar dan orang mabuk itu segera membuang botol bir dan bergegas pergi secepat mungkin.

“YUL!” Teriak Jessica cemas mengabaikan rasa sakitnya dan berlari menghampiri pangeran yang jatuh. Ia lebih mengkhawatirkan laki-laki itu daripada apa pun.

“Sica!” suara Yuri terdengar serak, mengabaikan sensasi menyengat ketika tubuhnya yang lelah dan terhuyung-huyung menghampiri putrinya.

“Apa kau baik-baik saja?” Keduanya bertanya bersamaan, dan ketika Jessica menatap luka-luka baru dan lama di tubuhnya, hal itu malah membuatnya lebih sakit dari apa yang ia bayangkan.

“Maafkan aku, aku benar-benar minta maaf,” Yuri meminta maaf, “Seharusnya aku memberitahumu dari aw-”

Sebelum Yuri bisa melanjutkan penjelasannya, Jessica menangkup wajahnya dan meletakkan ibu jarinya pada luka di bibir Yuri. Ia tahu bahwa luka itu disebabkan oleh pukulan ayahnya tadi.

“Maafkan aku… Seharusnya aku percaya padamu… “ suaranya terdengar serak, menyadari betapa bodohnya ia untuk meragukan keaslian cinta mereka.

Jessica memeluknya lebih dekat dan merangkulkan lengannya di leher laki-laki itu, tetapi ada sesuatu yang salah, kenapa tubuhnya begitu panas?

“Sica … ada yang ingin aku… katakan padamu… a-aku” kata Yuri lirih saat ia mencoba untuk melanjutkan tapi tubuhnya yang demam tidak lagi menanggapi perintahnya. Samar-samar ia mendengar teriakan putrinya yang meminta pertolongan sebelum ia akhirnya pingsan.

*****

TBC

😀

 credit: choki @SSF

 boiboi~

53 thoughts on “You’ll be the Prince & I’ll be the Princess [Chapter 19]

  1. Tuhan yul gue, si sica juga pke acara lari2an macem drama di sctv sama rcti, wkwk
    Gue lupa next chapter bakalan kayak mana, jadi lo harus ingetin gue so upsoon^^

  2. Makin seru aj ni ff…..
    Untung aj yul tepat wktu bt nyelametin sica…
    Tp syng yul pingsan dluan sblum jlzin smua ny…
    Cinta ny yulsic rumit bngt….
    Smga sica ttp mau nerima yul klo tr yul jujur m sica ttng identitas ny…..
    Lanjut thor semangat….

  3. yuri sudah siap mengatakan kebenarannya tapi malah pingsan duluan dan kira2 next chapter sica mengetahuinya ga ya?jadi penasaran
    lanjut lagi thor

  4. yaeelahh lgi asik”.y + seru”.y lngsung TBC aja..I HATE it!!
    oh god..apa sesulit itukah menyatukan mreka..kacian yulsic.y…

  5. Wooy tarraaaa….
    Gue kira badai nya bakalan panjaaang. Tapi sukur deh, kalo YulSic udah agak baikkan. Gu salut meen sama yuri. Dia kn yeoja wlupun brpenampilan laki, tapi liat perjuangannya buat sica , gue bnr2 kasih 2 jempol buat yuri. Ampe lukaluka deh yg penting sica selamat.
    Tinggal tunggi penjelasan yuri buat sica sama si yul asli nya.
    Gue harap sica ngerti.

    Ok deh di lanjut ye neeng

  6. Aaaaahhh kenapa gemesin bgt sih ceritanya?? Yaa ampun yuri kasian bgt sih udah mau ng’jelasin eh pingsan gara2 namja sialan itu-,—- okey fighting kaaaa jgn bikin penasaran terus dong u,u

  7. seru bgt…bntar lgi sica taw sp yuri.yg pntg dy ga ragu ma cintax yuri…smga tdk…stlh bnyk pengorbanan….lnjut thor..

  8. wuuiihhh makin seru nih
    sica jgn tinggalin yuri, pokoknya yulsic gak boleh pisah
    moga sica bs nerima yuri apapun keadaan yuri

  9. uh knp sllu j ad pnghlng yuri wad brkta jujur.thor jgn bkin pnglng trys y wad yuri blg jujur.lbh seru klo sica tw yg sbnrny biar mrk yildoo yurisica bs bhgia

  10. hhuuaaaaa
    sweet yurisic hoohoho
    kasian bgt yuri ku
    sialan itu org..penghianat kerajaan !!
    yuri.
    perjuangkan cinta mu !!
    aasseekkk
    lanjut taarraa..

  11. Aiish maen Tbc aje -_-
    smoga yul bsa scepatnya jujur ke sica tntang gendernya :v
    krn jika tdk,crita ini akn semakin rumit x.x

  12. gue udh baca 2 epep hari ini dimana abang Yul gue terluka… Sakit hati ini… sakit…… >..<

  13. Gmana yah klo yuri bongkar identitas asliny ke sica ?? Apa sica bisa nerima ato malah benci sama yuri lagi ??

  14. ceritanya……bikin ga tahan buat ga koment. yuri berkorban lagi.keren. so far…..ini ff terbaik yg pernah aq baca. salam kenal buat author.

  15. aaaaaaa dasar tbc mengganggu bgd..
    kyk nya chap dpn smua penyamaran dan pertukran tempat akn terkuak…
    aduuuh mdh”an kaga terlalu kacau” bgdlah..

  16. Aaaaaa pengen nangis ngeliat yuri yang berusaha selalu menjaga sica… yul the protector.. gag sabar nunggu yuri ngungkapin jati diri dia yang sebenarnya.. ditunggu ya tarra next chap nyaaaaaaa

    pai ~

  17. Arghhhhhhhh.. Greget deh liatx..
    Dr 2 part yg lalu*klo gak slh*,Yuri mau ngomong ada aja penghalangx-___-
    Awwwwwwww.. Yuri km sweet bgt.. Andai aq yg dipeluk Yuri waktu basah kuyup.. Gw relaaaaaaa
    Yuri sma Sica balikan?? Moga aja
    Yul sma Soo,gmna donkk??
    Duhh,kepoo..

  18. ya ammpuun aku suka banget chapter inii sumpa dahh yul hero ee

    Gem g sabar nunggu chap slanjutnya di tnggu ya

  19. kasihan yul oppa mana luka yang lama belum sembuh eh malah dapat luka baru..
    tapi gak apa, yul oppa.lakuin itu demi sica onnie..
    aduh yul oppa pingsan, kayak mana jadinya..
    kenapa masalah yulsic makin berat sih ??
    makin penasaran..
    lanjut tarra..
    ditunggu kelanjutannya..
    see you, semangat..

Leave a reply to kwonratna Cancel reply