You’ll be the Prince & I’ll be the Princess [Chapter 22]

hai…..sorry gue telat haha

enjoy~

~~~~ ~~~~~ ~~~~

Title1d

Chapter 22: The Princess and the Bear

 

“Sudah siap?” Tanya Yuri sambil merapikan bajunya dengan bantuan dari kaca spion. Ia mengenakan pakaian casual; celana panjang longgar dengan hoodie berwarna terang yang mereka beli di daerah pertokoan kecil sebelum pergi Lotte World.

Jessica mengangguk dengan seulas senyum, ia berpenampilan sporty yang serasi dengan celana tiga perempat yang nyaman dipakai. Rambutnya diikat menjadi dua ekor kuda pendek di samping, menciptakan penampilan yang lebih muda dan manis, cocok untuk jalan-jalan di Lotte World. Keduanya memakai penyamaran, berdiri tepat di samping mobil mereka yang diparkir di pelataran parkir terbuka. Untungnya, sejauh ini tidak ada yang mengenali mereka.

“Baiklah, ayo kita pergi!” Yuri memegang tangannya dan hendak berjalan pergi ketika Jessica tiba-tiba berseru.

“Oh, tunggu! Kita lupa memakai kacamata!”

“Ah, bodohnya aku. Bagaimana mungkin aku melupakan bagian terpenting dari penyamaran kerajaan 101? Tunggu sebentar… kurasa mungkin ada satu kacamata di dalam mobil! Tunggu saja di sini.”

Yuri bergegas kembali ke sisi penumpang dan menarik laci bawah dasbor mobil. Tentu saja, ia melihat dua kacamata hitam, satu miliknya dan satunya lagi milik Sooyoung, yang tertinggal di dalam mobil sejak liburan terakhir mereka, liburan yang menyebabkan mereka terlibat dalam skandal. Dengan terburu-buru Yuri meraih dua kacamata itu dan tanpa sengaja tangannya menyenggol sebuah tas kecil berisi permen warna-warni yang tersimpan jauh di dalam.

“Ah, permen itu mengingatkanku… permen-permen itu pasti ada di rumah Sooyoung sekarang.”

Melihat permen yang Yuri sebut dengan sebutan permen superpower itu mengingatkannya pada pembelian permen dalam jumlah banyak hampir seminggu yang lalu dan permen-permen itu dikirimkan ke alamat rumah Sooyoung. Tadinya ia berniat untuk mengunjungi salah satu panti asuhan yang ia sponsori selama liburannya, tapi karena keadaan tak terduga dan jadwal sibuknya selama seminggu terakhir ini, ia lupa melakukannya.

“Aku harus pergi dalam waktu dekat ini…”

Yuri mengambil tas permen itu dan meletakkannya di atas telapak tangannya.

“Permen superpower huh…”

Kalau saja permen itu benar-benar bisa memberikan dirinya keberanian untuk mengakui kebohongannya…

“Yul! Apa kau berhasil menemukannya?”

“Ya! Aku mendapatkannya! Aku datang!”

Yuri mengambil kacamata dan dengan cepat menjejalkan bungkus permen itu ke dalam sakunya. Tidak masalah jika permen itu bisa memberikan dirinya superpower atau tidak. Kekuatan semacam itu seharusnya berasal dari dalam hati seseorang dengan sendirinya – kekuatan cinta.

*****

Wahana-wahana yang tersedia tersebar di seluruh wilayah saat Jessica mendongak dari brosur informasi dengan daftar panjang dan membiarkan pandangannya berkeliaran di sekitar taman tema Adventure di dalam ruangan. Sebuah arena es besar berada tepat di tengah-tengah komplek sedangkan pintu masuk ke Magic Island di luar ruangan berada di depan arena es. Yuri berpaling ke gadis yang masih terpesona di dalam dunia fantasi.

“Jadi… ke mana dulu?” tanya Yuri dengan seulas senyum, mengayunkan tangan mereka yang saling bergandengan dengan bahagia.

“Karena cuaca hari ini indah, kita ke luar ruangan!” Tambah Jessica gembira. Yuri hanya tersenyum dan mengikuti gadis itu saat mereka keluar menuju Magic Island.

Begitu mereka keluar ke bagian luar ruangan, pandangan sebuah kastil putih dengan atap biru di seberang jembatan bata panjang menyambut mereka dengan auranya yang menyenangkan. Tidak heran, Jessica dapat dengan mudah menemukan dirinya terbenam dalam latar negeri dongeng. Ia menatap tangan mereka yang bergandengan dan tersenyum, merasa hampir seolah-olah istana ini adalah milik mereka berdua.

“Bagaimana kalau kita mengunjungi istana kta, Putri Jessica?” Yuri berkata dengan suara yang menawan, membuat Jessica takjub, sang pangeran baru saja menyuarakan pikiran-pikiran tak terucapkannya.

Jessica menjawab dengan membungkuk hormat, berpura-pura memegang rok tak terlihatnya, sambil menekukkan lututnya sedikit, “Ya, silakan, Pangeran Tampan.”

Bersama-sama bergandengan tangan, pasangan itu berjalan melalui pintu gerbang. Bangunan pendek berwarna seperti permen di sekitar menambah kegembiraan gadis itu. Mereka tampaknya menikmati perjalanan wisata di sekitar kastil mereka.

“Jadi apa yang membuatmu tertarik?”

Jessica menatap sang pangeran dan berseri-seri, “Semuanya.”

Yuri memberinya pandangan tak percaya, “Kau ingin naik semua wahana?”

“Ya! Mulai dari… Gyro Drop!” Jessica menunjuk gambar pada peta yang menunjukkan sebuah wahana terkenal dan kemudian tatapan Yuri diarahkan pada bangunan setinggi 20 tingkat lebih di sebrangnya.

Yuri menelan ludah dengan gugup. “G-Gyro drop?” Terjun bebas dari tempat tinggi tentu saja  bukan idenya untuk mengisi kencan mereka yang menyenangkan.

“Ayo kita pergi!” seru Jessica, menyeret sang pangeran yang enggan ke arah wahana itu.

Begitu mereka berada di dalam antrian, Yuri mulai mengeluarkan segala macam alasan, mulai dari kelaparan sampai mengantuk. Jessica hanya memandangnya, terhibur oleh tingkah laku sang pangeran, hanya untuk menghindari Gyro Drop.

“Apa kau takut ketinggian?” Jessica berbicara. Mereka giliran berikutnya.

“Siapa? A-aku? Haha! Tentu saja, t-tidak!” Yuri membantah pernyataannya dengan gelisah dan tentu saja, teriakan terus-menerus yang terdengar bersama dengan turunnya platform wahana itu sangatlah tidak membantu.

“Berikutnya!” Operator wahana membuka pintu gerbang untuk mengizinkan penumpang berikutnya masuk. Orang-orang yang bersemangat di depan langsung memasuki platform, kecuali Yuri yang tetap berakar ke tanah, lumpuh karena takut.

“Kau tidak ikut?” Jessica berputar dengan ekspresi geli.

“Eh, aku rasa ini bukan ide yang bagus…” Yuri tergagap sedikit ketika ia mencoba untuk mengembalikan ketenangannya.

“Oh, ayolah…”

“A-aku-”

Jessica akhirnya menyeret sang pangeran kaku ke dalam untuk menghindari kemacetan manusia di belakangnya dan segera mendudukannya, ia melepas kacamata laki-laki itu sebelum duduk di sebelahnya. Besi pengaman diturunkan dan terkunci dengan erat, Yuri mulai menyesali keputusannya untuk datang ke Lotte World.

“Ini sangat menyenangkan!” Kata Jessica dengan nada seperti anak kecil saat platform mulai naik dalam putaran lambat. Sepanjang kenaikannya, Yuri mempertahankan diamnya, menutup matanya rapat-rapat sementara Jessica mendorong lengannya main-main, berusaha untuk mendapatkan perhatiannya.

“Lihat itu! Aku bisa melihat seluruh Magic Island dari sini… Wow, aku ingin mencoba ayunan itu nanti!”

Platform itu akhirnya berhenti. Yuri menahan napas, menunggu penurunan yang mengerikan.

“Buka matamu!”

“Tidak!”

“Angkat tangan!”

“Tidak!” Yuri menggenggam besi pengaman dengan erat, mengabaikan semua permintaan gila dari Jessica.

“Kau tidak menyenangkan!”

“Terserah.”

“Kau berutang sebuah tantangan padaku! Aku menantangmu untuk mengangkat tanganmu sekarang!”

“Apa?!” Matanya langsung terbuka dan ia memalingkan kepalanya ke samping untuk menghadap gadis itu, “Kapan aku berutang tantangan?”

“Kau tidak ingat? Waktu itu kau-… kita-… bermain truth or dare, dan kau… bagaimanapun, kau berutang tantangan padaku!” Jessica tergagap.

Yuri segera mengingat permainan yang mereka mainkan di kamar Jessica dan permainan itu berakhir dengan ciuman yang tak disengaja. Untuk memecah kecanggungan, Jessica menyatakan bahwa ciuman itu adalah tantangannya dan sebagai gantinya ia berutang tantangan pada Jessica.

“Aku akan m-membayarnya lain kali!”

Dan sebelum Jessica bisa melawannya, platform itu jatuh ke bawah tanpa peringatan apa pun.

Gadis itu tertawa sementara Yuri mengikuti di belakang dengan langkah gontai dan kepala yang menunduk. Lututnya melemah akibat terjun bebas dengan kecepatan 3 detik sebelumnya.

“Kau takut ketinggian, akui saja!” Jessica menggoda, “Dan kau berteriak sangat keras!”

Wajah Yuri langsung memerah, “T-terserah!”

Jessica menahan tawanya dan menyenggol pangeran marah itu dengan bahunya.

“Jangan marah… Aku akan mengizinkan kau memilih wahana berikutnya.”

“Benarkah?” Matanya berbinar dan Yuri melirik sekeliling dan segera mendapatkan balasan yang sempurna. Ia menunjuk bangunan yang terlihat aneh dengan papan nama merah yang menggelegar.

Sekarang giliran Jessica yang menelan ludah. “Ru-rumah Ha-hantu?”

Pangeran itu hanya mengangguk dan berbisik di telinganya dengan nada menakutkan, “Apakah kau pernah mendengar cerita hantu Lady Gu tanpa kepala?”

Sebuah teriakan keras diikuti dengan tamparan lain yang khas diterima Yuri.

*****

Yuri mengusap lembut bahunya yang sakit di mana Jessica mendaratkan pukulan kerasnya tadi.

“Masih sakit?” Tanya Jessica meminta maaf, “Maafkan aku, aku tidak sengaja!”

“Tidak sakit…” Yuri tertawa lemah, mengingatkan dirinya dalam hati untuk tidak melakukan lelucon yang sama lagi.

Keduanya sekarang berjalan di dalam rumah berhantu, tertutup dalam kegelapan dan kesunyian. Yang bisa mereka dengar hanyalah teriakan mengerikan dan musik menyeramkan, yang terdengar seperti suara biola yang tidak selaras di latar belakang. Obor buatan ditanam di sepanjang koridor panjang bergoyang yang menakutkan, bayangan-bayangan bergerak dalam suasana meresahkan.

Jessica menggandeng lengan Yuri lebih erat dan memohon, “Bisakah kita pergi sekarang? Aku benar-benar tidak menyukai ini…”

“Oh, sekarang kau takut.” Goda Yuri, bertingkah berani dan gagah, sangat kontras dibandingkan dengan ketika berada di wahana sebelumnya. “Serius, bagaimana kau akan tinggal di istana jika kau takut dengan ini… ada sejarah yang jauh lebih menarik…”

“Aish, berhentilah membuatku takut!” Jessica memukul ringan lengan sang pangeran, menyebabkan Yuri meringis kesakitan.

“Maafkan aku!” Gadis panik itu meminta maaf setelah menyadari ia baru saja memukul luka jahitannya. Yuri terus mengerang, berpura-pura sakit dan secara diam-diam mengintip gadis yang tengah mengangkat lengannya dan meniupi lukanya; sebuah gerakan peduli berharap agar rasa sakit itu akan diterbangkan oleh angin.

Merasakan sebuah tarikan yang bergerak di dalam hatinya, Yuri segera menghentikan kepura-puraannya dan menarik tangannya untuk menyapu poni panjang gadis itu ke samping, menyelipkannya ke belakang telinganya. Jessica mendongak dan mata mereka saling bertatapan dengan tatapan yang penuh kasih sayang. Kedua pasangan muda yang sedang jatuh cinta itu mencondongkan tubuh ke depan, mempersempit jarak di antara mereka sampai mereka hampir bisa merasakan napas masing-masing di wajah mereka.

Mereka akan berciuman ketika tiba-tiba, sosok berambut panjang berpakaian putih muncul tepat di depan mereka, menyebabkan keduanya melompat kaget. Jessica langsung mengeluarkan jeritan bernada tinggi yang mematikan, mengejutkan staf yang berpakaian sebagai hantu perempuan sementara Yuri mengeluarkan suara memekik; Jessica baru saja menggandeng lengan Yul dengan sangat erat dan kali ini, ia tidak pura-pura.

*****

“Woah, tadi itu keluaran terbaru kan? Aku belum pernah mendengar jeritan semacam itu sebelumnya.”

“Ya, itu sangat menakutkan. Aku kira seseorang terbunuh atau semacamnya!”

“Benar, dan di sana ada… lolongan manusia serigala!”

“Haha, tambahan yang bagus. Teriakan itu benar-benar meningkatkan faktor menakutkan!” (*a/n in case kalian gak ngerti, mereka lagi ngomongin jeritan YulSic sebelumnya lol)

Di depan pasangan kerajaan itu, sekelompok remaja yang bersemangat berkomentar saat mereka keluar dari rumah hantu. Setelah melangkah keluar ke tempat terang, Jessica terlihat pucat dan hampir seolah-olah dia akan pingsan karena ketakutan sementara Yuri terlihat pucat juga; efek dari cengkeraman berulang-ulang Jessica yang ketakutan di lengannya yang terluka selama sepuluh menit terakhir.

Mereka menemukan sebuah bangku kayu kosong yang dinaungi oleh pohon dan segera duduk, berusaha menenangkan diri mereka.

“Tidak ada lagi… rumah berhantu…” Jessica mendengus, terguncang oleh siksaan yang menakutkan.

“Aku… setuju…” Yuri mengangguk, setelah menyaksikan apa yang bisa dilakukan oleh gadis yang ketakutan dengan tendangan dan pukulannya terhadap karyawan wahana itu, tidak mungkin ia akan membawa gadis itu ke tempat-tempat menakutkan lagi. Mata mereka bertemu sesaat dan kemudian tanpa berkata-kata, mereka tertawa terbahak-bahak.

“Seseorang dibunuh? Pffff! Kau harus bermain dalam beberapa film horor… bagaimana dengan  Horror Movie Factory yang disutradarai olehku?”

“Seolah-olah kau lebih baik… Manusia serigala? Haha, pernahkah kau berpikir untuk bermain di film Twilight? Tapi aku rasa kau harus lebih besar untuk mendapatkan peran itu!”

“Apa? Kau memiliki masalah dengan bentuk tubuhku?”

“Kau terlalu kurus untuk seorang pria.”

“Mungkin aku harus banyak makan! Agar bisa memerankan peran manusia serigala!” Yuri mengancam dan menirukan lolongan serigala. Beberapa orang yang lewat menatapnya dengan aneh dan Yuri melengos malu-malu, membuat gadis di sampingnya tertawa.

“Kalau begitu aku punya sesuatu yang tepat untuk memberi makan seekor serigala lapar.”

Jessica mengeluarkan lunchbox biru dan mengangkatnya tepat di depan matanya. Mengambil lunchbox gadis itu, Yuri membukanya.

“Kau membuat ini?”

“Ya,” jawab Jessica malu-malu, mengayunkan kakinya ke sana kemari dengan gugup, “aku membuatnya tadi pagi…”

“Kelihatannya enak!” Yuri memuji sandwich segitiga yang tersaji rapi dan segera menyambar sepotong.

“Kau membuat ini khusus untukku?”

“Tidak sepenuhnya…” kata Jessica main-main.

Dengan cara menggoda Yuri memegang sandwich itu dekat dengan mulutnya dan menangkap Jessica mencuri pandang padanya.

“Ahhh! Apakah aku kelinci percobaanmu?! Ini pasti pertama kalinya kau membuat sandwich!”

“Tidak, ini kedua kalinya!” Jessica menahan lidahnya, tidak sengaja mengungkapkan kebenaran.

Yuri menatap sandwich di tangannya dan kemudian beralih menatap gadis itu dengan tatapan curiga.

Jessica menelan ludah, “A-Apa…”

“Apakah ini aman untukku?” tanya Yuri dengan wajah datar.

Mengetahui sifat nakalnya, Jessica mengikuti tingkahnya.

“Aku hanya mencampurnya dengan racun. Itu saja.” Jawab gadis itu genit.

“Ahhh, seharusnya aku tahu itu dari awal. Kau menginginkan takhtaku.”

“Yup, jadi cepatlah dan makan makanan terakhirmu. Aku tidak sabar untuk menjadi Raja.”

“Makanan terakhirku,” Yuri mengangkat sandwich itu dan mengambil gigitan besar.

“Jadi bagaimana?” Tanya Jessica bersemangat, mengamati Yul mengunyah makanannya.

Yuri berhasil menjaga wajahnya untuk tetap tersenyum meskipun rasanya aneh. Jika ia bisa menggambarkan rasanya, rasanya akan asam, manis, tajam dan amis. Jika ini adalah upaya kedua dalam membuat sandwich tuna mayo, ia tidak berani membayangkan hasil upaya pertamanya. Yuri segera mengacungkan jempol, membuat gadis itu senang.

“Biar aku coba!” Kata Jessica, menjangkau sepotong sandwich lainnya. Namun Yuri dengan cepat mencegah usahanya. Ia tidak ingin Jessica mengetahui kebenaran rasa sandwich ‘lezat’ tersebut.

“Hei!”

Yuri menelan sandwich yang ada di mulutunya dan memegang kotak makan itu erat-erat. ”Ini milikku!”

“Aku membuatnya untuk dua orang!”

“Aku serigala lapar!”

“Baik! Pastikan kau menghabiskan semuanya!” Jessica mengembungkan pipinya dengan marah sambil menyilangkan lengannya.

Merasakan ia mungkin masuk ke dalam kesulitan, Yuri menyenggol gadis itu dengan ringan. ”Marah?”

Jessica cemberut dan mempertahankan diamnya. Meskipun itu karena niat yang baik, Yuri tidak ingin gadis itu marah terus-terusan. Dengan hati-hati ia menawarkan sepotong sandwich itu pada Jessica, berharap itu akan menyenangkan dirinya.

Sandwich ini dicampur dengan racun kalau kau tidak keberatan berbagi…” Yuri bercanda, berupaya untuk meringankan suasana hatinya tetapi ia tidak berhasil.

Setelah hening beberapa saat, Jessica tertawa, membuat Yuri kebingungan. “Sekarang apakah aku sudah memenuhi syarat untuk berakting dalam filmmu?” goda Jessica main-main, menyambar sandwich dari tangan Yuri.

“Ah, itu keterlaluan!”

Jessica terus tertawa sambil mengambil gigitan cepat. ”Ugh! Rasanya mengerikan!” ia melihat pangeran yang masih memakan sandwich itu dengan bahagia dan ia segera menghentikannya.

“Kenapa kau bilang sandwich ini enak? Ini mengerikan, berhentilah memakannya!”

“Rasanya baik-baik saja.”

“Bagaimana mungkin rasanya bisa enak? Sandwich ini asam, manis, tajam dan amis. Kau hanya berbohong untuk membuatku senang! Untuk membuatku merasa bangga akan…masakan gagalku!”

Yuri segera menganggukkan kepalanya, membuat Jessica terkejut. ia pikir setidaknya Yul akan mencoba untuk meyakinkannya dan tidak setuju dengannya secepat itu.

“Tapi kau melupakan satu hal. Satu rasa yang membuat segalanya menjadi enak.” Tambah Yuri, menatap lurus ke matanya.

“Huh?” Jessica memberikan tatapan bingung.

Yuri tersenyum, “Rasa dari jatuh cinta.”

Jantung Jessica mulai berdegup kencang sekali lagi saat ia menatap mata menawannya yang menarik jiwanya ke arah itu. Tidak sadar dengan lingkungan mereka, keduanya mencondongkan tubuh ke depan.

“Hey Jessica! Kebetulan sekali!” sapa suara laki-laki.

Keduanya langsung menjauh dari satu sama lain, lagi-lagi kehilangan kesempatan untuk berciuman. Mereka mengalihkan perhatian mereka ke si pengganggu dan mengerang dalam hati.

“Halo, Alex, sudah lama tidak bertemu denganmu!” bunny lucu itu tersenyum.

*****

“Ya Tuhan, Jessica! Aku ingin mencoba naik itu!” teriak Sunny semangat. Ia segera menyeret gadis enggan itu bersama, meninggalkan dua anak laki-laki yang mengikuti tidak jauh di belakang mereka.

“Jadi bagaimana kabar Anda, Mister.. er-Kwon?” Tanya Sungmin menggoda, sepenuhnya sadar akan identitasnya yang terlahir sebagai anggota kerajaan.

“Aku baik-baik saja, terima kasih.”

“Haha aku harus meminta maaf karena aku hampir mencuri putri mahkotamu.”

“Hampir? Ahaha, kau pria yang lucu.”

Ketegangan di antara keduanya bisa dengan mudah mengiris apa pun di sepanjang jalan ketika mereka saling bertukar tatapan seperti belati halus.

“Kalian berdua! Cepatlah!” Teriak Sunny tepat waktu untuk memecahkan permusuhan mereka yang meningkat.

Kencan yang dimaksudkan hanya untuk dua orang berubah menjadi kencan ganda saat Sunny dan Sungmin menyeret pangeran dan putri malang itu ke seluruh taman, yang semakin membuat mereka enggan. Mereka sudah menaiki Gyro Swing, Bumper Car, Petualangan Atlantic dan sekarang mengantri untuk Conquistador.

Yuri bisa mengetahui dari ekspresi Jessica bahwa dia juga merasa jengkel oleh gangguan tak terduga dalam waktu kencan mereka yang seharusnya pribadi.

“Hei, sekarang giliran kita! Ayo kita duduk di belakang! Ayolah, oppa!” Kata Sunny semangat, mendorong Sungmin ke bagian ujung kapal. Ia meraih tangan Jessica dan hendak membawanya ke bagian ujung juga ketika Yuri menghentikannya.

“Er- sebenarnya aku pikir aku akan lebih memilih untuk duduk di tengah.”

“Oh… ok, kalau begitu kita akan duduk di tengah,” jawab Sunny, terdengar sedikit ragu.

“Ah… tidak apa-apa… kalian bisa duduk di ujung!” dengan cepat Yuri melihat sekeliling. “Lagipula hanya ada dua kursi yang tersisa di tengah! Hahaha!”

Tidak punya pilihan lain, Sunny mengalah dan pergi ke ujung di mana Sungmin sudah duduk. Yuri tersenyum dan mengantar Jessica ketika ia mengambil tempat duduk yang paling dekat ke tepi.

“Kukira lebih menyenangkan duduk di bagian ujung kapal bajak laut?” Tanya Jessica.

“Kau lihat saja!”

Tidak butuh waktu lama untuk perjalanan dua menit itu berakhir. Yuri memegang tangan Jessica erat-erat dan menyeringai saat momentum goyang itu berhenti secara bertahap.

“Satu-satunya hal yang tersisa adalah lari!”

“Maaf?”

Yuri tidak mengatakan apa-apa tapi terus tersenyum. Saat pintu gerbang untuk keluar terbuka, Yuri bergegas keluar dari wahana, menarik Jessica yang terkejut bersama dan mulai berlari dengan cepat.

“Hei Alex, tunggu!”

Jessica menoleh ke belakang sambil mengikuti langkah cepat sang pangeran dan melihat baik Sunny dan Sungmin yang masih terjebak di bagian ujung kapal, terhalang oleh penumpang lain yang keluar di depan mereka. Sebuah keadaan mendadak yang terburu-buru mengingatkannya dengan kejadian sebelumnya. Keadaan itu sama persis dengan waktu ketika Yul menariknya bersama untuk melarikan diri dari gangguan yang tak henti-hentinya mengganggu selama pesta topeng.

“Kau melakukannya dengan sengaja!” Seru Jessica.

“Tentu saja!”

Yuri hanya tertawa dan melambaikan lambaian perpisahan kepada pasangan itu sambil mengejek, sebelum menghilang dan berbaur dengan kerumunan. Mereka terus berjalan lurus sampai mereka menemukan kerumunan dari berbagai usia memasuki sebuah wahana. Mengingat keberagaman penumpang di dalamnya, ia mengira itu bisa menjadi tempat persembunyian sementara yang bagus, Yuri langsung memimpin Jessica masuk.

“Tunggu!” teriak Yuri, ketika petugas senior pindah untuk menutup pintu masuk. Ia berhenti tepat waktu, membiarkan dua pendatang baru itu masuk sebelum ia menutup pintu masuk ke Carousel Camelot. Dengan cepat Yuri melihat dua kursi kosong di bagian dalam dan segera memimpin putrinya berkelok-kelok melalui variasi kuda-kuda kayu warna-warni dan kereta yang terpasang.

“Nah, ini bisa dikatakan berkuda, jadi kita tidak benar-benar berbohong kepada Sir Yoon, kan?” Tanya pangeran cerdas. Membimbingnya dengan hati-hati, Yuri membantu Jessica menaiki korsel kuda putih yang dirancang rumit yang dihiasi dengan nuansa pink pastel dan hiasan emas, kuda yang sangat cocok untuk seorang putri kerajaan. Jantungnya berdetak kencang ketika Yuri menaruh tangannya di pinggangnya untuk menahannya, mengingatkannya pada waktu ketika sang pangeran membantunya menaiki kuda sungguhan untuk pertama kalinya. Ia menyunggingkan senyum malu-malu, yang segera ia tahan.

Merasa puas dengan petualangan cerdik kecilnya, Yuri berbalik ke kuda terdekat, hanya untuk melihat seorang anak muda melompat tepat di atasnya dalam sekejap mata.

“Hei, kau yang di sana! Tidak boleh berdiri!” Teriak operator pemeriksa di seberang Yuri.

Sial…” Yuri mengutuk dalam hati.

“Bangunlah! Ada ruang untukmu.”

­Mengambil tawaran tersebut, Yuri segera naik di belakang Jessica, duduk di belakang dengan ruang yang relatif sempit. Jessica kemudian memberikan senyum meminta maaf kepada si operator yang langsung bertekuk lutut, mengizinkan mereka berdua berada di kuda korsel yang sama dan melanjutkan pemeriksaan di tempat lain. Ketika bergeser ke posisi yang lebih nyaman, tanpa sengaja Yuri terpeleset ke depan. Ia meraih pinggang Jessica dan kakinya tidak sengaja mengenai sisi paha Jessica, menyebabkan gadis itu kikuk pada kontak dekat mereka. Menyadari posisi tangannya, Yuri segera menarik tangannya menjauh. Jessica mencengkeram ke tiang dengan erat dan merasakan darah panas mengalir deras ke kepalanya. Rangkaian lampu warna-warni mulai berkedip dan musik karnaval mulai dimainkan saat platform mulai berputar dalam rotasi lambat dengan gerak kuda korsel yang naik dan turun secara berulang-ulang.

Yuri yang tidak menyadari rasa malu Jessica yang terlihat jelas, mencondongkan tubuhnya ke depan dan berbicara ke telinganya, “Kali ini tidak akan ada kuda yang melarikan diri! Santai saja dan nikmati. Ini adalah wahana anak-anak!”

“A-Aku tidak takut jatuh. “

“Lalu kenapa kau memegang tiang itu dengan sangat erat seolah-olah hidupmu tergantung pada tiang itu?” goda Yuri sambil tertawa.

“A-aku-” Tidak dapat melawan kata-katanya, Jessica terdiam. Akhirnya, ia melonggarkan cengkeraman eratnya.

“Hei, kau ingin mencoba sesuatu?”

“Apa?”

“Ulurkan tanganmu dan tutup matamu.”

“Ehhh?”

“Percayalah. Kau akan menyukainya.”

Jessica perlahan-lahan melepaskan tangannya dari tiang dan memegang masing-masing telapak tangan terbuka sang pangeran.

“Baiklah, sekarang tutup matamu.” Perintah Yuri dan gadis itu mengikutinya. Ia kemudian membentangkan tangan mereka ke samping.

“Ini sangat menggelikan. Ini sangat Titanic!” komentar Jessica, mengacu pada adegan terbang di blockbuster terkenal dari tahun 90-an.

“Kata siapa.” Yuri mengepakkan tangan mereka naik dan turun dalam gerakan lambat. “Kita adalah pelaku yang sebenarnya.”

Jessica tertawa, “Ya, benar.”

“Kau tidak percaya padaku?”

Jessica membuka matanya dan berbalik menghadap sang pangeran, menggelengkan kepalanya menentang main-main. Tak gentar, Yuri melipat tangan mereka ke dalam, tangannya bertumpu hanya di atas lengan Jessica dalam pelukan lambat. Perasaan hangat merayap melewati Jessica saat sang pangeran menatap ke matanya. Yuri memiringkan kepalanya ke depan dan Jessica menutup matanya malu-malu, jantungnya berdebar dengan antisipasi pada ciuman yang semakin mendekat.

“Ibu! Lihat! Mereka akan berciuman!” Anak laki-laki di samping mereka berteriak keras, menyebabkan orang-orang di dekatnya mengalihkan perhatian mereka pada pasangan itu. Jessica langsung menoleh ke arah depan, melihat ke lantai dengan wajahnya yang memerah sementara Yuri memberikan senyum canggung pada anak laki-laki yang sedang tersenyum lebar.

“Yuri yah… jangan bunuh anak itu… dia hanya-”

“Cium! Cium! Cium!”

“… Bunuh dia…

*****

Segera setelah selesai menaiki wahana korsel, dengan kepala keduanya yang ditutupi hoodie dan dilengkapi dengan kacamata hitam, mereka segera keluar dari wahana tersebut saat pengunjung di sekitarnya mulai mencurigai kemiripan mereka dengan anggota kerajaan muda, semua itu berkat perhatian tidak beralasan yang diberikan oleh anak laki-laki yang terus bernyanyi tanpa henti di sepanjang permainan.

Mereka kemudian tiba di sebuah toko suvenir yang menjual berbagai aksesoris lucu.

“Yul, ayo kita beli sesuatu yang lebih cocok untuk menyamar. Aku merasa sangat aneh memakai kacamata di dalam ruangan,” Jessica menyuarakan pendapatnya saat satu lagi seseorang lewat sambil melemparkan tatapan aneh.

“Kedengarannya seperti ide yang baik. Hmmm…” Pandangan Yuri berkeliaran di sekitar dan melihat beberapa pasang telinga hewan berbulu. “Bagaimana dengan ini?” Ia menurunkan tutup kepalanya dan meraih sepasang telinga bulat hitam, menempatkannya di atas kepalanya. Yuri kemudian menirukan suara menggeram rendah dengan main-main dan berjingkrak-jingkrak di sekitar Jessica seperti predator.

“Kau terlihat seperti beruang!”

“Oh, sekarang aku beruang?”

“Ya, beruang hitam yang lucu.”

“Benarkah? Jadi siapa yang lebih kau sukai? Mister Bear-mu yang berharga atau aku?”

“Hmmm… Aku akan memilih Mister Bear.”

“Cih, baik. Kalau begitu aku harus menemukan beruang lain. Oh, aku sudah menemukannya.” Yuri melirik gadis penjual tepat di sampingnya dan tertawa.

“Apa katamu?” Jessica meraih salah satu telinga berbulunya dan menariknya ke bawah dalam tindakan main-main.

“Ow ow ow… telingaku!” Yuri mengikuti tingkahnya dan diam-diam meraih sepasang telinga, menempatkannya di atas kepala gadis itu, membuat gadis itu terkejut.

“Itu kau, beruang putih lucuku!”

Jessica berbalik menghadap cermin kecil, ia melihat sepasang telinga bulat putih berbulu terpasang di atas kepalanya. Sebuah ingatan nostalgia muncul dari kenangan masa kecilnya.

Seorang gadis kecil melepaskan telinga hewannya dan menempatkannya di puncak kepalanya, “Dan sekarang, kau adalah Super White Bear!”

*****

“Hei, kau tidak apa-apa?” Tanya Yuri, melambaikan tangan di depan putri yang melamun.

“Er- aku baik-baik saja!” Jawab Jessica. ”Ayo kita main di kios-kios karnaval itu!”

“Ok…”

Mengesampingkan pikiran itu, Jessica mengajak Yuri ke barisan kios-kios karnaval yang dicat dengan warna merah cerah dan putih. Mereka berjalan melewati beberapa kios sampai suara riang gembira menyambut mereka dengan antusias.

“5000 ₩ untuk satu kali main!”

“Hei, ayo kita coba itu!” Yuri tersenyum, berhenti di depan sebuah kios. “Aku minta dua!”

Penjaga kios itu menyerahkan senapan pada Yuri dan Jessica. “Menjatuhkan lima sasaran bergerak itu dapat hadiah!” Penjaga kios itu mengarahkan tatapan mereka ke berbagai hadiah mulai dari gantungan kunci kecil sampai boneka beruang besar.

“Boneka beruang putih itu lucu.” komentar Jessica begitu saja, “Tapi aku tidak bisa membidiknya. Aku ragu aku akan memenangkan apa pun.”

“Hehe,” Yuri tertawa licik, “Benarkah?”

Mengambil bidikan dengan cepat, ia melepaskan tembakan dan dentang keras bergema dari target yang jatuh.

“Mungkin kita akan memiliki kesempatan.”

*****

Beberapa gadis remaja memandang iri pada gadis pirang yang membawa boneka beruang berbulu putih di salah satu lengannya dan lengan yang lainnya, menggandeng lengan seorang pria menawan dan ramah tamah.

“Kau tahu aku benar-benar cemburu dengan beruang itu?” Kata Yuri, “Dari caramu memeluknya.”

“Benarkah?” Jessica memegang beruang putih itu lebih erat dan mendaratkan ciuman di kepalanya. ”Cemburu?”

Yuri membuat ekspresi wajah marah. “Sangat.”

“Kau tidak perlu cemburu… karena Mrs Bear adalah seorang perempuan.”

“Mrs Bear? Kau menamakan boneka itu Mrs Bear?”

“Tentu saja. Dia pacar Mister Bear,” Jessica mengumumkan dengan riang. Sebuah photo booth yang terlihat mencolok di pojok menarik perhatiannya. Sebuah ide cemerlang berkilauan di kepalanya dan ia menggandeng lengan Yuri. “Waktunya berfoto!”

*****

“Kau mau pilih mode apa?” Tanya Yuri, melihat tampilan menu dengan pilihan dan desain membingungkan yang tak terhitung jumlahnya.

“Hmmm~ mode continuous shooting!” Jessica langsung menekan menu layar sentuh itu.

“Apa? Maksudmu ini seperti mengambil serangkaian foto?” Yuri mengintip lebih dekat ke kamera pinpoint di bagian atas layar.

“Yah! Kembali ke sini! Fotonya akan dimulai!”

Suara mesin itu berbicara dengan nada yang sangat lucu, “Get Ready! 3, 2, 1! Smile!”

Sebuah suara jepretan otomatis terdengar di bilik dan hasil foto ditampilkan seketika di layar.

“Wow, kita terlihat cocok.” Tambah Yuri genit.

“Aish, kembali ke sini! Masih ada lebih dari 3 foto lagi!”

“Get Ready! 3, 2, 1! Smile!” 

“Lakukan beberapa pose lucu!”

Wink?”

“Get Ready! 3, 2, 1! Smile!” 

“Oh astaga! Aku terlihat seperti sembelit!” Rengek Yuri.

“Yul! Kembali ke sini!”

“Foto terakhir. Bersiaplah!”

Jantung Jessica mulai berdebar-debar keras di dadanya saat ia bersiap-siap untuk menghitung mundur di dalam hati.

“Kau bisa melakukannya!”

“3…”

“2…”

Ia memalingkan wajah sang pangeran ke arahnya dan mencondongkan wajahnya ke depan, sambil berjinjit ia mencium bibir Yul pada hitungan ke-1.

“Smile!” 

Foto keempat dan suara jepretan terakhir. Beberapa saat kemudian, foto yang memperlihatkan adegan pasangan ciuman yang akan tercetak di kartu foto dan kenangan mereka selamanya terpampang dengan jelas di layar.

*****

“Lapar?”

“Ya sedikit…” kata Jessica. Mereka telah bermain-main di taman selama hampir 3 jam tanpa makanan yang tepat atau istirahat. Efek kenyang dari sandwich sebelumnya sudah lama pergi.

“Kenapa kau tidak duduk di sini dan menunggu sementara aku pergi membeli hotdog di kafe?”

Gadis berambut pirang itu mengangguk dan mendekati bangku kosong, menyandarkan beruang putih ke dinding sambil ia bersandar di atasnya sebagai bantal.

Yuri berbalik, hanya untuk menyaksikan seorang gadis kecil yang tersandung hanya beberapa langkah di depannya. Gadis kecil itu mulai menangis dengan suara keras. Yuri bergegas dan Jessica mengikutinya. Keduanya berlutut di samping gadis yang tengah menangis. Jessica melihat lutut kanan gadis itu sedikit merah dan menepuk kepalanya.

“Awww, jangan menangis, gadis kecil! Siapa namamu?” Tanya Jessica dengan suara menenangkan.

Namun gadis itu masih menangis tanpa henti. Yuri mencari-cari ibu gadis itu tapi tidak menemukannya. Kemudian, ia melihat permen lolipop yang hancur berserakan di dekatnya. Mengingat permen yang ia miliki, Yuri segera mengambil kantong dari sakunya. Sebuah kenangan kemudian berkeliaran dalam benaknya secara bertahap.

“Hei, gadis kecil, jangan menangis. Kau ingin mencoba beberapa permen yang sangat istimewa?” Yuri menggantungkan kantong yang berisi bermacam-macam permen warna-warni di depan gadis kecil itu.

Dengan hati-hati Yuri membuka kotak tersebut, menempatkan beberapa permen di telapak tangannya dan mengangkatnya ke hadapan gadis kecil itu.

“Silakan ambil satu!”

Gadis kecil itu menatap permen-permen di tangan Yuri dengan gelisah.

Yuri menyenggol Jessica dengan ringan, menyuruh dia untuk mengambil permen sementara ia mengambil satu dan melemparkannya ke mulutnya.

“Hmmm, ini enak!”

Di sisi lain, gadis kecil itu melihat tindakan mereka berdua, ia berhenti menangis dan mengikutinya juga.

Power-up!”

“… P-Power-up…” Jessica hampir tidak bisa mengucapkan kata-katanya.

Power-up!”

Yuri tersenyum, ia ingat jelas kalimat berikutnya yang berlangsung setelah ini, “Dan sekarang, kau Super-”

White Bear…” kata gadis tertegun itu, menatap Yuri.

“Eh? Aku bermaksud untuk mengatakan Super Pink Bear… dia mengenakan gaun merah muda.” Berbalik menghadap gadis kecil itu, Yuri melanjutkan, “Hehe, kau super pink bear!”

Super Black Bear untuk menyelamatkan!”

Jessica langsung membeku mendengar frase yang familiar.

“Ayo, kita cari ibumu!” Yuri mengangkat gadis itu ke dalam pelukannya dan untungnya, tidak kurang dari 10 meter, seorang wanita yang terlihat khawatir bergegas menuju ke arahnya.

“Oh terima kasih Tuhan! Sayangku Miyoung, kau baik-baik saja? Kau tidak terluka, kan?” Ibu cemas itu segera memeriksa luka anaknya sebelum berterima kasih sedalam-dalamnya kepada sang pangeran.

Setelah berpamitan dengan ibu dan anak itu, Yuri berbalik, ia melihat Jessica yang masih berlutut di lantai. Ia bergegas dan menepuk bahu gadis itu, menyebabkan dia tersentak bangun.

“Hei, ada apa? Kau baik-baik saja?” Yuri menarik gadis yang tidak bergerak itu  hingga berdiri dan mendudukkannya di bangku di mana boneka beruang putih miliknya diletakkan.

“Aku rasa kau benar-benar lapar. Tunggu saja di sini, aku akan segera kembali!” Dengan itu, Yuri mempercepat langkahnya dan menuju ke kafe.

Jessica memandangi punggung sang pangeran yang semakin menjauh.

“Yul… adalah Super Black Bear?”

*****

Yuri menggerutu dalam hati karena antrian panjang yang berbaris di depan satu meja kasir. Meja kasir lainnya tidak digunakan, sehingga antrian menjadi ramai. Tanpa diketahui sang pangeran, sekelompok pria berpakaian jas hitam siap bergerak untuk melaksanakan rencana yang melibatkan dirinya dan Putrinya. Mengambil kesempatan saat pasangan itu sekarang terpisah, yang secara efektif membuat segalanya menjadi lebih mudah, perintah diberikan dan pria-pria itu berpisah, salah satu pria bergerak menuju sang pangeran dan pria yang lainnya bergerak menuju sang putri.

Yuri mengetuk-ngetukkan kaki tidak sabar. Para pria berpakaian mencolok mendekat dari sebelah kirinya dengan cepat.

“HEY!”

Yuri melompat sedikit akibat tepukan keras tiba-tiba di bahunya. Ia berbalik dan mengerang dalam hati. Dua orang itu lagi.

“Kalian pergi ke mana? Kau meninggalkan kami!” keluh Sunny, mengembungkan pipinya.

“Hei, karena kau sudah mengantri, bantu kami untuk mendapatkan beberapa makanan!” Tambah Sungmin, yang semakin membuat Yuri jengkel.

“Ngomong-ngomong di mana Jessica?”

Pria-pria itu berhenti. “Bos, kita mendapat gangguan yang tak terduga. Dia berbicara dengan orang lain sekarang. Kita tidak bisa bertindak sekarang.”

“Sial… kita kehabisan waktu. Perubahan rencana. Fokus untuk mendapatkan gadis itu!”

*****

“Dia ada di bangku dekat Revolusi Perancis.” Jawab Yuri.

“Oh keren! Aku ingin naik itu!” celoteh Sunny riang. “Sungmin oppa, kau diam di sini dan bantu Alex bawa makanan. Aku akan pergi mencari Jessica! Ciao!”

Dengan cepat, gadis ceria itu berjalan ke arah Jessica.

“Hehe, kurasa aku terjebak di sini bersamamu.”

“Dengan senang hati…” kata Yuri dengan sarkasme, mengetuk-ngetukkan kaki dengan tidak sabar di antrian yang tampaknya tidak pernah bergerak.

*****

Pria-pria itu melihat putri bingung yang tengah menatap kosong ke langit. Mereka mendekatinya, berhenti tepat di depannya.

“Yang Mulia, tolong ikuti kami.”

Kemunculan pengawal yang tiba-tiba membuatnya terkesiap.

“Maaf?”

“Tolong ikuti kami diam-diam. Kami tidak ingin menyebabkan kegelisahan yang tidak perlu di sini.” Pria-pria berpakaian hitam itu dengan cepat mengepungnya.

“Ada apa ini?” Tanya Jessica, bingung dan penasaran.

“Ini darurat. Yang Mulia Raja baru saja mengalami serangan jantung… Ini sangat kritis.” Para pria itu menariknya secara paksa.

“Ayah Yul? Tapi… tunggu… tunggu! Bagaimana dengan Yul?”

“Yang Mulia sedang menunggu Anda di dalam mobil… kami mohon, kita harus buru-buru…” Pria-pria itu terus menariknya bersama.

“Tunggu…” Jessica kembali menarik, ada sesuatu yang sangat salah dengan semua ini.

“Jessica! Hei, apa yang kalian lakukan?” Sunny berlari menuju gadis yang dikelilingi oleh tiga pria yang tampak mengancam. Salah seorang pria mengutuk dalam hati, membenarkan letak dasi hitamnya dengan tidak nyaman.

“Bawa dia bersama.” Menoleh ke arah Jessica, ia menambahkan, “Ini masalah keamanan nasional! Kami benar-benar kehabisan waktu!”

Boneka beruang putih yang mereka menangkan dalam sebuah game sebelumnya tertinggal karena terburu-buru.

*****

Mereka bergerak menuju SUV hitam yang diparkir di tempat yang agak luas. Jessica sedikit khawatir. Pria-pria itu menolak untuk memberi komentar lebih lanjut tentang kondisi sang Raja dan terus mendorong dirinya dan Sunny dengan cara yang kasar.

“Bagaimana kau tahu di mana aku berada?”

“Alex bilang-”

“Diam!” Kata pria itu dengan marah.

“Di mana Yul?” Jessica menantang otoritasnya.

“Dia ada di dalam mobil…”

“Dia? Sejak kapan pria-pria ini mengalamatkan sang pangeran dengan sebutan dia?

“Hah? Alex masih-”

“Siapa kalian sebenarnya?”

“Pengawal pangeran.”

“Bukan… aku tidak mengenali salah satu dari kalian-”

Pintu terbuka dengan keras dan keduanya didorong ke bagian belakang SUV dengan kasar.

“Mengenaliku?”

Mata Jessica melebar karena terkejut.

*****

Setelah menunggu selama tiga puluh menit dalam antrian menghebohkan ditambah dengan gencarnya obrolan Sungmin, makanan itu pun akhirnya diserahkan ke tangan mereka.Yuri langsung pergi, memegang makanan takeaway sementara Sungmin membuntuti di belakang.

“Hei, kenapa terburu-buru?”

Yuri mengabaikannya dan mempercepat langkahnya. Beberapa saat kemudian, ia mencapai tempat tadi hanya untuk menemukan beruang putih sendirian di bangku yang sekarang kosong.

“Eh? Apakah dia pergi ke kamar kecil? Tapi beruang putih ini masih di sini… dia tidak akan meninggalkannya tergeletak tanpa ada yang menjaga

“Woah, ke mana mereka pergi?”

“Bagaimana aku tahu?” Jawabnya dengan suara sedikit kesal.

“Hei, kalau dipikir-pikir, bukankah Sunny bilang dia ingin naik wahana Revolusi Perancis itu?”

Yuri mendongak ke depan ke antrian panjang untuk roller coaster dalam ruangan.

“Ah! Jangan bilang mereka pergi tanpa kita!” Tambah Sungmin.

“Yah, bisakah kau menelepon pacarmu sekarang?”

*****

Ponsel dalam kepemilikan pria itu berdering keras. Mata Sunny menyala mendengar nada dering yang ia gunakan untuk Sungmin. Ia meronta-ronta beruaha melepaskan penyumbat mulut dan tali yang mengikat dirinya dan Jessica bersama-sama di belakang kursi mobil yang luas. Pria licik itu mengubah ponsel pada mode speaker dan menunggu tanggapan dari orang di ujung sana.

“Halo? Sunny ah? Di mana kau? Aku dan Alex sedang menunggu di bangku.”

“…”

“Halo? Yah! Jawab aku…” kata Sungmin dengan nada khawatir.

Sebuah tawa terkekeh terdengar dari ponsel.

“Eh? Siapa itu?”

“Aku ingin berbicara dengan Pangeran Yul.”

“Huh?” Sungmin menyerahkan ponsel kepada Yuri dengan tatapan bingung. “Ada seorang pria yang ingin berbicara kepadamu… apa yang terjadi?”

Yuri menatap ponsel itu dengan curiga dan menempelkannya ke telinganya.

“Bicaralah…”

Kini giliran Jessica yang meronta-ronta untuk melepaskan ikatan. Ia mencoba berteriak keras-keras melalui sumbatan di mulutnya tapi teriakannya teredam.

“… Sica?”

“Hei, picik… kami mendapatkan gadismu.”

Hanya dengan kata-kata sederhana itu, pikiran Yuri berubah ke arah yang benar. Ia mengutuk dalam hati  karena meninggalkan Jessica tanpa pengawasan.

“Apa yang kau inginkan…”

Pria di sisi lain ponsel bertepuk tangan.

“Kau persis seperti apa yang mereka katakan eh… Dingin dan tenang…”

“Hentikan omong kosongmu. Berapa banyak yang kau inginkan?”

“Langsung ke pokok persoalan! Aku menyukainya!” Pria itu tertawa, tangannya menggosok-gosok rahangnya, menggertakkan giginya dengan ancaman belaka, “Tidak banyak. 10 juta USD tidak ada apa-apanya bagimu atau ayah gadis ini kan? Dengarkan baik-baik, aku hanya akan mengatakan ini satu kali. Jangan beritahu siapa-siapa dan datang sendiri dengan uang tunai itu atau aku akan memastikan mayatnya yang akan menantimu… Yah, sangat disayangkan untuk membiarkan wanita cantik ini mati, bukan? Aku yakin kakak-kakakku di sini memiliki rencana untuknya juga…”

Gemuruh tawa bejat terdengar. Yuri mengepalkan tangannya erat-erat. ”Jauhkan tangan kotormu darinya atau aku bersumpah akan mematahkan setiap tulang di tanganmu…”

“Yah, kita lihat saja nanti… siapkan uangnya dalam waktu satu jam, picik…”

~~~;~~~;~~~

TBC

why why why why???

*sorry kalo terjemahan gue yang ini ga kalian  ngerti lol

credit: choki @SSF

 boiboi~

49 thoughts on “You’ll be the Prince & I’ll be the Princess [Chapter 22]

  1. wuahhh jessie dalam bahaya nih, bisa brabe nihhh urusannya,,
    btw…. yull belom ngungkapin jati dirinya. aigooooo

  2. Slalu ngeri sama keadaan yul di sini… Udah luka trus tambah luka lagi.
    Asa nyeredet kanu angeun.
    Ahahaha…

    Taengkyu…

  3. Yang nyulik sica pasti suruhan pangeran jin kah?
    Semoga yul bisa nyelamatin sica terus yulsicnya gak apa-apa

  4. o..ooo…. jessica diculik???!!! gaswaattt kalo gini… jadi ini maksudnya rencananya pangeran jin buat yuri.. huh!!!! tidak bisa dibiarkan!!! :X :@

  5. Lututku ikut lemes, emosiku ikut naek saat sica n sunny d’culik. ANDWAE!!! Jgn smpai sesuatu yg buruk menimpa yulsic…

  6. Slalu ada badai tornado stelah sweetyulsic :v
    yul blum smbuh udh mau fight lgi? Moga aja yul ga smpe fight buat nylamatin sica.

  7. Kencan ny yulsic seru tuch n sweet jg smp2 hmpr kissing 3x gagal…
    Super black bear untk menyelamatkn….tu kata2 bnr2 d ingat2 ye m sica…
    Aissshhhh…tu yg nyulik sica pst kerjaan ny om jin dech bt nyingkirin yul…
    Smg yul bz nyelametin sica…
    Lanjut thor….

  8. Alex itu bkn ya yul ya
    Aduh…Jangan2 itu suruhan pamannya yul lg buat nyelakain yul, lukanya blum sembuh dah datang masalah lg, bsa tambah parah tuh

  9. Suka ama acara kencan yulsic.Haha
    Msih gk rela sunny ama sungmin -,,-…
    Jessica pasti bingung masalah super black bear..Yg waktu kecil super black bear cewek.Tapi sekarang Yul juga bilang kalau dia super black bear(Penyamaran sebagai cowok)#lol.

    Sempet ngira kalau yg nyulik itu paman yul.Tapi masa iya minta uang sama yul?Trus dia bilang juga kakak”..Atau jangan” yg nyulik sica plus sunny itu org yg dipukuli yul wktu ditaman pengen bales dendam?
    Au ah gelap.Haha
    Ditunggu aja next chapter,nya..Author hwaiting!!!

  10. Neng tarraaaa…..
    Asliii… gue nungguin bgt nih kelanjutannya pangeran yul…
    Itu ulahnya si Jin ahjussi deh . Tp masa cuma minta duit ajah sih ???

    Oh iyah…. kencan kali ini sukses meskipun ada si Sunny sama sungmin.

    Dan jessica mulai penasaran deh nih sama si super black bear nya ???

    Kira2 kapan yah yuri bakalana jujur sama sica ??

  11. hmmm lg asik2 eh d pengganggu mncul hmm ky ny next chap bkln seru nih hahay deh o

    wow author daebak euy dh mpe chap nh sica blm tw kbnrannya kere keren hmmm sica ky ny dh mlai mrs aneh dh ktk yul ngasih permen n blg ly gt
    lnjut thor

  12. saat sica udah menyadari klo super black bearnya yul,knpa ada aja pengganguu ikhhh mkin gregetan aja..

  13. yeahhh sica udh ktmu m super black bearnya ^^ jd klo dia tau kebohongan yuri bs jd nilai plus.nya wakakakakaaaa
    oksip saaty beraksi kmbali super black bear…. selamatkn princess sica…
    kekeekeee lanjut~ tarraaa

  14. yulsic kencannya seru dn lucu, mo ciuman aja slalu gagal:-D:-D
    super black bear siap menyelamtkn sang putri
    tuh orang2 kyknya suruhan om jin
    moga sica sm sunny gak knp2 dn bs cpt nemuin mereka

  15. tu kan benar pasti ada rencana jahat yang direncanakan pangeran licik itu….
    aduh sica onnie sama suunynonnie mau dibawa kemana toh..
    yul oppa tolong selamatin sica onnie ya..
    itu rencana jahat pangeran licik itu..
    semiga tidak terjadi hal yang membahayakan lagi untum keduanya..
    lanjut tarr, ditunggu..

  16. tu kan benar pasti ada rencana jahat yang direncanakan pangeran licik itu….
    aduh sica onnie sama suunynonnie mau dibawa kemana toh..
    yul oppa tolong selamatin sica onnie ya..
    itu rencana jahat pangeran licik itu..
    semiga tidak terjadi hal yang membahayakan lagi untum keduanya..
    lanjut tarr, ditunggu..
    semangat..

  17. why why?.
    siapa lagi tuh yg menculik jesun?. pake minta uang tebusan segala lagi?. apa suruhan pangeran jin?.
    huft… ga ada habis2 nya masalah yg di alami yulsic?.

Comment ^^~