My Valuable Treasure is Your Love [Epilogue]

one more chapter 😀

enjoy~

~~~ ~~~~ ~~~

Epilogue

 

3 tahun kemudian…

Menjalani hidup bagi Yul dan Jessica tidak pernah terasa mudah. Mengikuti kuliah dan berperan sebagai orangtua merupakan tantangan terbesar dalam hidup mereka. Ada kalanya ketika mereka akan saling berdebat namun pada akhirnya, memaafkan adalah sesuatu yang telah mereka pelajari.

Jessica membantu memasangkan dasi Yul karena hari ini merupakan hari kelulusan mereka. Yul akan lulus dari fakultas olahraga sementara Jessica mengambil jurusan arsitektur.

“Akhirnya masa-masa sulit selama 3 tahun ini akan segera berakhir.”

Yul tersenyum bahagia. Jessica menatapnya dan ikut tersenyum.

“Akhirnya.”

Yul perlahan menarik tangan Jessica dan menatap matanya lurus-lurus.

“Dan lebih romantis lagi, aku akan lulus denganmu.”

Mereka kini sudah menikah selama hampir empat tahun namun setiap kata yang terucap dari bibir Yul masih bisa membuat  wajah Jessica merah tersipu.

“Kita berdua adalah pasangan yang beruntung.”

Yul merangkul pinggang Jessica. Jessica pun melakukan hal serupa di leher Yul. Laki-laki itu tidak bisa berhenti memandangi istrinya.

“Kau ingat? Terkadang kita akan bertengkar hanya karena masalah sepele?”

FLASHBACK

“Yul! Bisakah kau membantuku menjaga Yoona? Aku akan ada ujian besok dan aku harus belajar hari ini!”

Yul tidak mengindahkan permintaan Jessica dan memejamkan matanya. Ia baru saja pulang latihan basket dan benar-benar butuh istirahat. Jessica menatapnya tajam namun karena Yul tidak bisa melihatnya, tatapan itu tidak berhasil.

“YUL!”

Jessica melempar bantal baby Yoona padanya. Merasa terganggu dengan ulah Jessica, Yul membentaknya.

“BUKAN HANYA KAU YANG PUNYA KERJAAN! AKU JUGA LELAH DAN KENAPA KAU HARUS BELAJAR? KAU HANYA MEMBUAT-BUAT ALASAN!”

Terkesiap dengan sikap Yul, Jessica menggendong baby Yoona dan pergi ke kamar tidur mereka sebelum membanting pintu. Yul masih marah pada Jessica karena dia telah mengganggu tidurnya.

“KAU YANG GANTI PINTUNYA KALAU NANTI RUSAK!”

Yul kembali tidur. Ia terbangun setelah tidur selama 30 menit dan menyadari suasana rumah yang tidak biasanya hening. Ia menutup wajah dengan telapak tangannya.

‘Apa yang sudah kulakukan?’

‘Kau membentak dia. Itu bahkan bukan kesalahannya.’

‘Dia marah padaku?’

‘Siapa yang tidak akan marah?’

Yul berdiri kasar dari sofa dan pergi ke kamar tidur. Ia mencoba membuka pintunya namun Jessica menguncinya dari dalam. Yul mengetuk pintu tersebut.

“Sayang? Kumohon buka pintunya.”

Tidak ada jawaban. Yul menempelkan daun telinga kirinya ke pintu mencoba mendengarkan suara-suara dari dalam. Ia mendengar suara Jessica, menangis. Yul mengutuk dalam hati karena telah bersikap bodoh dan keterlaluan.

“Sica baby, maafkan aku. Seharusnya aku tidak membentakmu. Aku sungguh minta maaf. Aku hanya sedang lelah. Kumohon buka pintunya. Jangan lakukan ini padaku.”

Jessica tetap bersikap keras kepala. Yul menghela napas berat. Ia berjalan menuju jendela dapur dan merangkak keluar. Karena mereka tinggal di lantai ke-4, Yul harus bersandar sedekat mungkin ke dinding agar tidak terjatuh.

“Tolong hentikan aku melakukan ini.”

Dengan punggung menempel ke dinding, Yul perlahan berjalan menuju kamar tidurnya. Setibanya di sana, ia segera merangkak masuk. Jessica membiarkan jendelanya terbuka. Yul bisa merasakan lututnya yang sedikit bergetar karena ia baru saja melakukan aksi gila. Jessica tidak menyadari Yul yang masuk lewat jendela.

“Sica. Maafkan aku.”

Jessica menoleh ke samping kirinya dan melihat Yul berdiri di sana.

“Bagaimana kau bisa masuk? Aku tidak mau melihatmu!”

Jessica ingin melemparkan bantal padanya namun Yul bertindak cepat dengan menahannya di tempat tidur. Jessica meronta-ronta namun Yul mengabaikannya hingga dia merasa sedikit tenang. Yul melihat mata sembab dan pipi basah Jessica. Ia menghela napas.

“Lepaskan aku!”

Yul menggunakan sikut kirinya untuk menyangga tubuhnya. Ia lalu membelai pipi Jessica dengan telapak tangan kanannya. Jessica kembali menangis. Yul menghapus air matanya.

“Maafkan aku karena sudah bersikap egois. Aku menyesal karena berteriak padamu. Kita bisa menyelesaikannya. Kumohon?”

Jessica menangkup wajah Yul dengan kedua tangannya.

“Aku tahu kau lelah. Kita sama-sama lelah. Tapi Yoona masih sangat kecil dan dia membutuhkan perhatian kita. Aku tidak bisa pergi kuliah kalau kau tidak mau menjaga Yoona. Aku percaya padamu. Aku tahu Yoona…”

Yul sadar ke mana arah obrolan ini. Ia segera memotong ucapan Jessica.

“Dia adalah bayiku dan maafkan aku. Aku tidak bisa berjanji kalau ini tidak akan terjadi lagi tapi aku bersedia menyelesaikannya. Maafkan aku.”

Jessica mengangguk padanya. Yul menempelkan kening mereka bersama.

END OF FLASHBACK

Yul menyesali semua percekcokan yang pernah mereka alami sejak kelahiran Yoona tapi entah mengapa percekcokan itu membuat Yul menjadi lebih dewasa dan lebih memahami. Yul membungkuk dan mencium bibir Jessica.

“Aku mencintaimu, Jessica.”

Jessica baru saja akan menciumnnya lagi ketika perhatian mereka teralihkan kepada satu orang ini.

“Appa! Aku mau dipeluk!”

Yoona berlari ke dalam kamar mereka dan sebagai anak-anak, ia benar-benar tidak peka dengan suasana di sekitarnya. Yul memandang Jessica dan tersenyum. Ia membiarkan Jessica pergi dan menggendong Yoona.

“Appa, aku mau es krim.”

Yoona tidak melihat ke Yul dan bermain-main dengan jarinya ketika ia mengatakan itu. Jessica geleng-geleng kepala. Yul boleh saja bukan ayah kandungnya namun Yoona sungguh dekat dengannya dan itu membuat Jessica bahagia.

“Yoong. Bukankah umma sudah bilang tidak boleh makan es krim hari ini?”

Yoona cemberut ketika Jessica mengatakan itu. Ia menatap Yul dengan ekspresi memelas. Yul tidak pernah bisa menang ketika Yoona memberikan ekspresi itu.

“Baiklah. Satu saja, oke?”

Yoona berteriak gembira. Ia menggeliat-geliat di pelukan Yul. Jessica menghela napas. Yul menoleh dan menghadapnya.

“Sica, biarkan dia makan es krim hari ini. Kumohon?”

Yoona mengangguk dengan lucu pada Jessica. Pada akhirnya Jessica pun tersenyum.

+++

Sooyoung duduk di depan laptopnya dan mengetik sesuatu. Ia lalu terlihat puas dengan apa yang telah dikerjakannya. Sunny menyadari hal itu dan merangkul lehernya.

“Apa yang kau lakukan, Youngie?”

Sooyoung dapat melihat bayangan Sunny di layar laptop. Ia tersenyum.

“Email. Semoga dia menerimanya.”

Sunny terlihat bingung. Sooyoung menarik tangannya dan mendudukkan Sunny di pangkuannya.

“Email?”

Sooyoung terkekeh ketika Sunny mencoba melakukan aegyo padanya.

“Bunny. Aegyo itu tidak akan berhasil lagi padaku.”

Sunny menyeringai. Ia merangkul leher Sooyoung dan mencondongkan tubuhnya ke depan. Mata Sooyoung melebar dan menantikan ciumannya namun Sunny jauh lebih pintar. Ia melewatkan bibir Sooyoung dan langsung ke telinganya. Suara menggoda Sunny membuat Sooyoung gemetar.

“Sungguh? Apa yang harus kulakukan agar bisa berhasil?”

Sooyoung merangkul pinggang Sunny dengan erat. Tenggorokannya tercekat dan membuatnya kesulitan berbicara. Sunny tersenyum penuh kemenangan.

“Kau ingin aku menunjukkannya lagi?”

+++

Tiffany mengemasi barang-barangnya. Dia akan kembali ke Korea untuk beberapa minggu. Meskipun orangtuanya telah pindah ke Amerika untuk tinggal bersamanya, Tiffany ingin menghabiskan sedikit waktu di Korea dan tentu saja menghadiri reuni tiga tahunan SMA Seoul. Bukan karena ia mengharapkan sesuatu namun ia tidak bisa menolak permintaan Jessica begitu saja.

FLASHBACK

“Halo?”

Tiffany tidak tahu nomor siapa itu sejak ia kehilangan ponselnya beberapa bulan lalu.

“Yah Tiffany Hwang Miyoung! Kau tidak ingat padaku?”

Tiffany menjerit ketika si pemanggil mengancamnya seperti itu. Ia tahu seseorang yang akan melakukan hal seperti itu. Jessica.

“OH MY GOD! JESSI!”

Si pemanggil tertawa setelahnya.

“Kau masih punya suara yang nyaring, Tiff. Aku sangat merindukanmu. Kenapa kau tidak meneleponku?”

Tiffany tersenyum seolah-olah ia sedang berbicara di depan Jessica sekarang.

“Ponsel dan nomorku hilang. Aku tidak ingat nomor teleponmu. Maaf.”

“Itu menjelaskan kenapa aku tidak bisa menghubungimu. Untungnya aku bertemu dengan teman kuliahmu, Siwon. Dialah yang memberikan nomormu padaku.”

Tiffany akan berterima kasih pada Siwon nanti.

“Tiff, sabtu ini kau mau datang?”

Tiffany mengerutkan kening. Sabtu?

“Ada apa di hari Sabtu?”

“Acara reuni tiga tahunan SMA Seoul! Kau harus datang!”

Hati Tiffany terasa sakit ketika mendengar nama sekolah itu. Itu mengingatkannya pada Taeng yang tidak pernah mengobrol dengannya selama tiga tahun ini.

“Kurasa aku tidak bisa pergi, Jess. Aku…”

“Kumohon, Tiff? Sudah lama sekali sejak terakhir kali kita berkumpul bersama. Sunny dan Sooyoung akan datang juga.”

Tiffany sungguh tidak bisa menolak. Acara itu akan sangat menyenangkan. Itulah yang dikatakan Jessica.

“Aku akan datang.”

“Sudah kuduga kau akan datang! Aku akan mengirimkan alamat tempatnya. Sampai nanti, Tiff!”

END OF FLASHBACK

Tiffany menghela napas berat. Teman-temannya akan berada di sana, tapi akankah Taeng datang juga? Itulah satu-satunya pertanyaan yang ada di benaknya saat ini.

“Aku merindukanmu.”

+++

Yul tersenyum ketika Jessica berjalan menuruni anak tangga. Ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari istrinya. Yoona menyikutnya.

“Appa…”

Yul membungkuk. Yoona tersenyum lebar.

“Umma terlihat cantik bukan? Bukan?”

Yul mengangguk. Tidak ada kata yang dapat menggambarkan Jessica saat ini. Jessica berjalan menghampiri mereka dan melambaikan tangannya di depan Yul.

“Yul?”

Yul menjilat bibir bawahnya. Jessica mengabaikan dia dan membungkuk untuk mencubit pipi chubby Yoona.

“Yoong. Jangan nakal dan jangan buat nenek dan kakek marah padamu.”

Yoona mengangguk gembira. Ia memeluk Jessica dan berbisik padanya.

“Umma. Umma terlihat cantik malam ini. Appa juga bilang begitu.”

Jessica mengecup keningnya. Yul masih berdiri di sana dan tidak bergerak sedikitpun. Yoona melihat ke ayahnya dan menendang kakinya. Yul mengerang.

“Yoong!”

Yoona berlari ke arah Tn. Dan Ny. Jung. Ia menjulurkan lidahnya pada Yul. Jessica tersenyum kepada mereka berdua. Yul baru saja akan mengejar Yoona ketika Jessica menggandeng lenggannya.

“Seobang. Biarkan saja dia. Kita akan terlambat kalau kau mulai bermain lagi dengannya.”

+++

Tiffany berjalan di koridor. Ia merasa sedikit gugup sejak ini adalah pertama kalinya dalam tiga tahun ia benar-benar kembali. Ia pergi ke meja pendaftaran. Gadis di meja pendaftaran itu tengah memeriksa sesuatu di buku dan tanpa melihat ke Tiffany, ia bertanya.

“Your name Ms?”

“Nama Anda, Nona?”

“Tiffany Hwang.”

Gadis itu mengangkat kepalanya dan menatap Tiffany dengan tercengang. Ia mengetahui siapa Tiffany dan menyikut temannya di samping.

“TIFFANY. Astaga. Dia terlihat lebih cantik.”

“Wow. Aku iri padanya.”

Gadis itu mengulurkan stiker nama pada Tiffany. Tiffany mengabaikan komentar-komentar mereka terhadapnya dan pergi berlalu. Ia memandang berkeliling dan mencoba mencari temannya. Namun mereka belum ada di sini. Ia menghela napas.

 “Seharusnya aku menelepon Jessi dulu.”

Lalu Tiffany mendengar orang-orang menjerit gembira. Ia menoleh ke meja pendaftaran dan melihat pasangan itu. Yul bahkan sungguh terlihat lebih tampan sementara Jessica sudah pasti semakin cantik. Tiffany tersenyum dengan eye smile-nya. Ia bisa mendengar orang-orang yang membicarakan mereka.

“Mereka masih bersama? Aku datang ke sini karena Yul.”

“Mereka terlihat sangat romantis. Sama seperti jaman SMA dulu.”

“Yul akan segera terpilih menjadi pemain di NBA. Laki-laki populer dengan gadis terpopuler di SMA Seoul.”

Tiffany terkekeh. Orang-orang sepertinya tidak bisa berhenti membicarakan pasangan itu. Tiffany melambaikan tangan pada mereka. Jessica segera berjalan menghampiri Tiffany dan memeluk sahabatnya. Yul tersenyum kepada Tiffany.

“JESSI! AKU MERINDUKANMU!”

Jessica melepaskan pelukan Tiffany namun tetap menggenggam tangannya. Mereka terlihat seperti gadis-gadis SMA. Yul menoleh pada Tiffany.

“Di mana Sooyoung dan Sunny?”

Tiffany mengangkat bahu sedangkan Jessica memandang sekelilingnya. Seseorang datang dan menepuk pundak Yul dari belakang. Yul berbalik.

“Hai Yul.”

Yul terlihat kaget. Gadis itu tersenyum padanya sebelum tersenyum kepada Tiffany dan Jessica.

“Hai Tiffany, Jessica.”

Wajah gadis itu terlihat sedikit berbeda dari jaman SMA dulu namun Yul masih dapat mengenalinya.

“Victoria?”

Gadis itu mengangguk padanya. Yul perlahan tersenyum.

“Sudah berapa lama kita tidak bertemu? Kau terlihat mengagumkan malam ini.”

Victoria tidak bisa menahan senyumnya. Jessica tidak merasa senang melihat Yul menyapa Victoria dengan riang.

“Kenalkan tunanganku, Nickhun.”

Victoria menarik seorang laki-laki jangkung. Ia tersenyum kepada Yul dan yang lainnya.

“Nick, dia adalah Yul dan yang berambut pirang itu istrinya.”

Yul tersenyum padanya dan menarik Jessica ke arahnya. Victoria terkekeh.

“Aku senang kau masih seperti jaman SMA dulu, Yul.”

Tiffany melambaikan tangannya kepada Nickhun. Victoria menyadari kalau ia tidak memperkenalkan mereka.

“Maaf Tiffany. Nick dia Tiffany.”

“Senang bertemu denganmu, Nickhun.”

Victoria merasa agak bingung saat melihat Tiffany sendirian. Ia ingin menanyakan di mana Taeng namun ia mengurungkan niatnya sejak raut wajah Tiffany terlihat sedih meskipun ia berusaha menyembunyikannya.

“YUL!”

Suara nyaring Sooyoung masih dapat terdengar bahkan dengan alunan musik yang keras di aula. Ia berjalan menghampiri mereka sambil menggandeng tangan Sunny. Yul memeluknya sementara Tiffany dan Jessica memeluk Sunny. Mereka sangat merindukan satu sama lain. Yul memelankan suaranya.

“Kau sudah melakukannya?”

Sooyoung mengangguk dan tersenyum senang.

“Kau memang yang terbaik, Soo!”

Yul menoleh dan melihat ketiga sahabatnya. Ia tersenyum ketika melihat Tiffany yang tengah mengobrol dengan gembira.

“Tunggu sebentar lagi, Tiffany.”

+++

Tiffany keluar dari aula diam-diam. Ia tidak tahan lagi berada di sana. Mengobrol dengan teman-teman memang menyenangkan namun semua kenangan itu mengingatkannya pada Taeng dan ia membenci hal itu. Tiffany berdiri di dekat pohon dan membuka dompetnya. Ia mengeluarkan setengah bagian fotonya dan memandanginya.

“Kau berjanji untuk kembali. Kau berbohong.”

Tiffany menangis pelan dan meremas foto itu. Ia melemparkan fotonya ke belakang dan menggunakan pohon sebagai sandaran.

“Kau bilang kau akan mencariku dan membuatku jatuh cinta lagi padamu! Aku membencimu!”

Ia berharap Taeng akan datang malam ini namun baginya itu mungkin hanyalah mimpi. Taeng mungkin telah melupakannya dan melanjutkan hidupnya. Ia benar, pada akhirnya Taeng akan meninggalkannya. Tiffany menangis sekeras mungkin.

“Nona, tolong jangan buang foto ini. Kau tidak menginginkan setengah bagian lainnya?”

Tiffany mengenali suara itu. Ia berbalik dan untuk pertama kalinya sejak tiga tahun terakhir, ia akhirnya dapat melihat wajah yang sangat ia rindukan.

“Tae?”

Taeng tersenyum padanya dan mengulurkan kedua tangannya.

“Mushroom.”

Tiffany berjalan menghampirinya dan memeluknya dengan erat. Ia tidak akan melepaskan laki-laki itu lagi. Taeng memeluknya dan tersenyum. Ia telah menunggu saat-saat ini dan akhirnya penantian selama 3 tahun itu terbayar sudah.

“Aku merindukanmu, Miyoung. Maaf karena aku sudah meninggalkanmu. Kau tidak pernah pergi dari dalam benakku. AKU SANGAT MERINDUKANMU.”

Tiffany bisa merasakan napas Taeng di lehernya dan ia tidak memedulikannya. Selama ada Taeng di sini, tidak ada yang lebih penting lagi.

“Tae, kumohon jangan pergi lagi. Berjanjilah padaku kalau kau tidak akan meninggalkanku lagi.”

Taeng melepaskan pelukannya dan tersenyum padanya. Ia membelai pipinya.

“Aku tidak akan pernah meninggalkanmu lagi. Aku berjanji. Ini.”

Taeng memberikan setangkai mawar merah yang ia sembunyikan di balik badannya.

“Mulai dari sekarang. Aku akan memberimu setangkai mawar merah setiap hari untuk menebus kepergianku selama tiga tahun. HANYA UNTUKMU.”

Taeng berlutut di hadapan Tiffany dan mengeluarkan sebuah cincin. Tiffany memandangnya dan ia tahu apa yang akan dilakukan Taeng.

“Tiffany Hwang Miyoung, maukah kau menikah denganku?”

Tiffany mengangguk dengan air mata yang mengalir di pipinya. Taeng memasangkan cincin di jari manis Tiffany dan menghapus air matanya. Ia menangkup wajah Tiffany.

“Sekarang, aku akan selalu menjadi milikmu.”

Taeng mencium bibirnya. Mereka sungguh tidak bisa melepaskan satu sama lain. Yul, Jessica, Sunny, dan Sooyoung melihat mereka dari kejauhan. Jessica menoleh pada Yul.

“Siapa yang menemukan Taeng?”

Sooyoung langsung mengangkat tangan kanannya. Yul menertawakannya.

“Masih tetap seperti anak SMA, huh?”

Sunny dan Jessica tertawa bersama Yul. Sooyoung hanya tersenyum.

“Kurasa ini adalah akhirnya.”

Sunny menggelengkan kepalanya dan menggandeng lengan Sooyoung.

“Bukan. Ini adalah masa depan.”

THE END

credit: bluppy @SSF

boiboi~

43 thoughts on “My Valuable Treasure is Your Love [Epilogue]

  1. happy ending 😀 ..

    untung soo bisa datengin tae .. coba kalo engga .. fany pasti bt banget .. haha

  2. ah sungguh gue pengen nangs dipagi hari. ini happy ending yg mengharukan thour. penantian yang tak siasia.

  3. Wah ada epilog nya jg. Akhirnya tae balik stelah 3th, tp hebat ktemu lgs dilamar. Happy ending bgt, smua dpt pasangan.

  4. cie il3hhh… happy ending.. sukakkkkk bgt… akhirx semua bahagia..
    lanjutkan karya2mu thor.. gw selalu support.. hehe…

  5. Aduhhhh sweeettt bngettt yoonyulsic yg pling dpt feelnya tp thor aku msih blum puas sma taeny msa cma gtu aja sihh trlalu cpt ktemunya aku kira bkal pke drama”an…

  6. Yeeeee huraaaaay~ happy ending!! Ga nyangka ppany kuat banget nahan kangen selama 3th tanpa komunikasi pula.. Huuuh daebak!!

  7. Annyeong. ……….
    Wah ,finally dah ….
    Biasa lah ya ,yulsic cekcok …tpi bgus kmbali sweet .. kkke
    Yoona unyu ish,.. happy end yah ,TaeNy yahhh finally bertmu ,dan bersamaaa bersama couple laen nya jga …
    Ok dah ,gak tau koment apa lg ..pkokknya thanks for update …
    Dtunggu aja next nyah …
    SEMANGAAAAAAAAAAAT

  8. jd soo brtindak sbg detective nih…
    yoong slalu nakal… taetae ny fany kembali

    tar mau lanjut ff apalgi nih…

  9. yeayyyy happy ending
    akhirnya bahagia jg ni mereka seua setelah melewati berbagai rintangan hidup

  10. GYAAA TAMAT!!!!
    Akhirnya.. :’)

    Dari awal cerita berasa seperti tersayat sayat perasaanku baca ff ini. Akhirnya happy ending!!!
    Ending yang manis >.<
    Yeay taeny come back!!

    Thanks to kak tarra yg udah translate ff ini 🙂

    #makan waktu 5 jam buat baca prolog sampai epilog 😀
    Pw spesial chapter masih di tunggu loh kak. 😉

Leave a reply to ravi Cancel reply