My J [Chapter 6]

enjoy~

~~~~ ~~~~ ~~~~

Chapter 6

 

“Apa yang ayah maksud dengan tinggal bersama?” tanya Yul pada ayahnya.

“Perusahaan Jung Corp. dan Kwon Enterprise bersama dengan perusahaan milik keluarga Choi dan Kim akan bekerja sama, oleh karena itu kami akan tinggal di Amerika dalam waktu yang cukup lama.”

“Lalu?”

“Kau harus menjaga Jessica dan Seohyun, mereka akan tinggal di tempat kita, untuk sekarang ayah harus pergi, sampai jumpa.”

“Tapi ayah-” Yul tidak sempat menyelesaikan ucapannya karena Mr. Kwon telah pergi. Ketika itu ponsel Yul berdering.

From: Ayah

Kami akan pergi malam ini, sekarang pergilah dan jemput mereka.

Yul menghela napas dan kembali menaruh ponselnya ke dalam saku celananya.

“Aku akan pergi sebentar, beritahu Mr. Kim dan Mr. Choi.” Kata Yul pada sekretarisnya.

“Baik, pak.”

+++

“Maafkan aku karena selalu merepotkanmu.” Kata Jessica malu-malu. Mereka telah berada di kediaman keluarga Kwon dan baru saja selesai membongkar barang bawaan mereka.

“Tidak apa-apa, aku juga tidak mau kau sendirian.” Kata Yul kikuk. Tak lama kemudian, Yul berpamitan pada Jessica dan Seohyun untuk kembali ke kantornya. Yul baru saja akan pergi ketika ia teringat sesuatu.

“Omong-omong, adikku, Yoong, belum tahu kalau kalian ada di sini, kuharap bersabarlah dengan dia, dia sangat kekanak-kanakkan dan menyebalkan.” Kata Yul sambil menggaruk belakang kepalanya.

“Jangan mengkhawatirkan kami. Kami akan mencoba untuk berteman dengannya.” Kata Jessica.

“Kalau begitu aku akan berangkat sekarang, anggap saja rumah sendiri dan telepon aku kalau kalian membutuhkan sesuatu.”

“Baiklah.”

+++

“Hei Tiffany, kau meninggalkan saputangan ini, di mana kau…aiissh! Dia pasti punya banyak saputangan!!” Taeyeon beranjak dari sofa dengan kasar. Sejak mereka pulang dari Jeju, bayangan Tiffany selalu menghantui pikirannya. Ia berjalan mondar-mandir mencoba mencari cara yang masuk akal untuk bertemu dengan Tiffany. Ia merasa gelisah dan jengkel. Tiba-tiba pintu terbuka dan hal yang terdengar berikutnya adalah suara nyaring Sooyoung yang membuat Taeyeon melompat.

“Taaaaeenng!”

“YAH! Kau hampir membuatku terkena serangan jantung!” kata Taeyeon sambil memegang dadanya.

“Bantu aku!” pinta Sooyoung.

“Aku juga punya masalah besar, maafkan aku kawan. Kali ini jangan mengharapkanku.” Kata Taeyeon.

“Aish! Bagaimana mungkin gadis pendek jahat itu bisa sangat menuntut! Dia memintaku untuk menjadi budak dia dan Tiffany! Dia sudah gila!” lanjut Sooyoung. Setelah mendengar nama Tiffany, Taeyeon mengangkat kepalanya.

“Omong-omong kalau kau sungguh tidak bisa membantuku, kurasa aku harus menghadapi semua ini sendiri-”

“JANGAN!” sahut Taeyeon tiba-tiba. “Aku akan membantumu.”

~~~;~~~;~~~

Yoong berdiri dengan lemah. Lututnya gemetar karena angin dingin yang berembus kencang menerpa kulitnya, pakaiannya yang basah semakin memperburuk keadaannya dan sekarang ia menggigil kedinginan. Ia melangkahkan kakinya menuju mobilnya.

+++

Jessica menatap langit-langit kamarnya, ia berusaha untuk tidur. Tidak biasanya ia masih terjaga di jam-jam itu. Ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 11 malam.

“Apa dia biasa pulang terlambat?” Jessica merasa aneh, ia seperti seorang istri yang sedang menunggu suaminya pulang. Ia memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar. Taman yang indah menarik perhatiannya. Ia memandangi bermacam-macam bunga yang tersusun rapi, pemandangan di depannya sangat mengagumkan. Ia melihat sebuah gazebo dan beristirahat sejenak di sana. Jessica memejamkan matanya dan merasakan embusan angin yang menerpa kulitnya. Tak berapa lama, ia pun jatuh tertidur.

+++

Yul baru hendak memasuki rumah ketika seseorang menangkap perhatiannya. Jessica tertidur di tempat tidur gantung di gazebo. Yul berjalan mendekati gadis tidur itu. Jessica terlihat seperti seorang dewi tidur dengan sinar rembulan yang menyinari wajahnya. Yul mencondongkan tubuhnya untuk mendapatkan pemandangan yang lebih baik. Dia benar-benar cantik. Yul bisa merasakan jantungnya berdebar-debar. Ia melepas jasnya dan menyelimutkannya pada Jessica.

“Kenapa kau tidur di sini? Apa kau ingin terkena flu?” tanya Yul seolah-olah Jessica dapat mendengarnya. Yul tertawa kecil dan menggendong Jessica bridal style.

Berada sedekat ini dengan Jessica menimbulkan sensasi berbeda pada Yul, betapa ia mengharapkan untuk selalu berada sedekat ini dengan Jessica.

Di sisi lain, Jessica merasakan tubuhnya terangkat, pada awalnya ia mengira kalau dirinya hanya bermimpi namun ketika ia membuka matanya, ia melihat wajah Yul. Benaknya menyuruhnya untuk turun dari gendongan Yul namun hatinya menghentikan tindakan tersebut. Entah mengapa ia merasa nyaman, seolah-olah ia selalu aman saat berada dalam pelukan Yul. Dan akhirnya Jessica hanya memejamkan matanya dan merasakan degup jantung Yul di telinganya. Ia merangkulkan lengannya di leher Yul dan merebahkan kepalanya di lekuk leher Yul.

“Aku juga tidak tahu kenapa aku melakukan ini, Yul.”

Yul terkesiap dengan tingkah mendadak Jessica. Ia hanya tersenyum dan kembali berjalan. Mereka sampai di kamar Jessica, dengan perlahan Yul merebahkan gadis tidur itu di tempat tidur. Setelah itu Yul berlutut untuk memandangi wajah Jessica untuk yang terakhir kalinya hari itu.

“Jessica, kurasa aku jatuh cinta padamu…tapi aku tidak bisa. Aku tidak boleh jatuh cinta padamu…” Yul memalingkan muka dan menggigit bibirnya saat ia merasa tenggorokannya tercekat. Ia menarik selimut dan menyelimutkannya pada Jessica. Ia mencondongkan tubuhnya dan mengecup kening Jessica, kecupan itu berlangsung cukup lama.

“Semoga mimpi indah, princess.” Gumam Yul pelan lalu pergi menuju pintu.

Jessica merasakan sesuatu yang hangat di keningnya. Ia sangat yakin itu adalah air mata. Jessica bangkit dari tempat tidurnya dan pergi ke pintu. Ia hanya bersandar pada pintu seolah-olah dapat merasakan kehangatan Yul.

“Apa yang kau lakukan padaku, Yul?”

Yul yang berada di sisi lain tengah menyandarkan kepalanya ke pintu.

“Sica….”

Yul melirik pintu kamar Jessica sekilas lalu berjalan pergi. Setelah mandi, ia langsung pergi ke ruang bawah tanah, tempat di mana dirinya dan Yoong biasa bersembunyi. Di sini lah Yul sering menghabiskan waktu luangnya. Malam ini akan menjadi malam tanpa tidur lagi baginya. Bagaimana mungkin ia tiba-tiba melupakan situasinya? Sejak Jessica datang…ia seperti melupakan segalanya. Yul melangkahkan kakinya dan berjalan menuju meja kerjanya, ia menatap sebuah miniatur yang akhir-akhir ini sedang ia kerjakan.

“Dunia yang sempurna.” Ia tersenyum pahit dan air matanya mulai jatuh. Tangannya mulai bergerak terampil, melanjutkan proyek spesialnya.

+++

Yoong akhirnya tiba di rumah. Tubuhnya terasa berat dan panas, mungkin terkena demam karena berlama-lama diam di bawah hujan namun ia tidak peduli. Yoong membuka pintu dan menyeret kakinya ke sofa. Ia berbaring dengan kasar dan merasakan sesuatu di punggungnya. Ia mengambil benda itu dan alisnya berkerut ketika melihat sebuah boneka hijau yang aneh.

“Matamu besar! Kau terlihat aneh!” kata Yoong pada boneka tersebut. Ia memejamkan matanya dan memeluk boneka itu erat-erat. “Tolong temani aku malam ini!” katanya lagi sebelum jatuh tertidur.

~~~;~~~;~~~

Jessica bangun lebih pagi dan langsung pergi ke dapur. Ia memutuskan untuk membuat sarapan, ia tidak tahu apakah tadi malam Yul sudah makan atau belum sehingga ia akan membuatkan sesuatu untuknya. Dengan bantuan para chef, Jessica berhasil membuat sesuatu yang dapat dimakan untuk pertama kali dalam hidupnya.

Yul membuka mata dan meregangkan lengannya. Ia melirik jam tangannya. Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Yul berdiri dan meninggalkan ruang bawah tanah. Perutnya keroncongan, ia tidak makan tadi malam. Ia bisa mencium aroma yang enak. Alisnya berkerut. Biasanya para chef akan mulai memasak pada pukul 7. Yul berjalan ke dapur dan melihat sosok yang tak asing lagi. Di sanalah gadis itu, memasak dan terlihat sangat menikmatinya.

“Fakta nomor 10. Jessica Jung tidak bisa memasak.”

Jessica mengangkat kepalanya setelah mendengar suara Yul. Jessica tersenyum manis padanya. Jantung Yul berdebar-debar. Ia hanya memandangi wajah Jessica dengan penuh cinta.

“Jangan khawatir, aku meminta bantuan chef jadi makanan ini dapat dimakan.” Kata Jessica cemberut.

“Haruskah aku lari? Pergi begitu saja? Oh Jessica, kumohon hentikan.” Yul baru hendak membuka mulutnya untuk mengatakan kalau dirinya tidak lapar namun Jessica menariknya ke ruang makan.

“Tunggu di sini, aku akan menghidangkan makanannya.” Kata Jessica.

“Astaga Yul! Seharusnya kau pergi tanpa sepengetahuannya!” Yul mengomeli dirinya sendiri.

“Hari ini dia sangat aneh, dia bahkan tidak tersenyum.” gumam Jessica sambil cemberut. Ia mengangkat bahunya dan kembali menghidangkan sarapan yang telah dibuatnya.

“Di mana Seohyun?” tanya Yul dingin.

“Tidur.” Jawab Jessica saat ia meletakkan jus MA di samping piring Yul.

“Chef bilang kau selalu minum itu setiap pagi.” Kata Jessica sambil tersenyum. Yul memalingkan muka dan meminum jus tersebut.

“Ya, terima kasih.”

Suasana sarapan mereka sangat hening dan canggung. Jessica ingin berbicara namun kemudian ia memutuskan untuk tidak melakukannya. Mungkin suasana hati Yul sedang buruk. Mereka telah selesai makan ketika mereka mendengar Seohyun berteriak. Mereka bergegas pergi ke ruang duduk.

“UNNIE!”

“Seohyun-ah, ada apa?” tanya Jessica cemas.

“Seseorang memeluk Keroroku.” Kata Seohyun sambil menunjuk seorang laki-laki yang tidur di sofa sambil memeluk boneka hijau tersebut.

Yul berjalan menghampiri Yoong dan mengguncang-guncang bahunya.

“Yoong! Bangun!”

“Jangan ganggu aku, Hyung!” kata Yoong.

“Kenapa kau tidur di sini? Dan kau basah?” tanya Yul.

“Biarkan aku sendiri!”

“Keroroku.” Kata Seohyun lagi. Yul mencoba menarik boneka itu dari Yoong namun laki-laki itu semakin memeluk erat bonekanya.

“Yah, Yoong. Lepaskan!”

“Tidak mau!”

“YAH!” Yul berteriak. Yoong berdiri dengan kesal.

“Aiissh! Kenapa kau membangunkan orang dengan seperti itu?”

“Kembalikan bonekanya.” Kata Yul.

“Pada siapa? Bagaimana kalau aku tidak mau? Dan siapa kalian?” teriak Yoong pada kedua gadis di hadapannya.

“Yah! jangan berteriak!”

Seohyun sangat ketakutan hingga ia menangis dan pergi.

Yoong terkejut, ia tiba-tiba merasa bersalah.

“Maafkan aku, aku sedang tidak enak badan.” Kata Yoong lalu duduk lemah di sofa. Yul menyentuh dahinya.

“Kau demam!”

+++

“Dia sangat jahat! Aku tidak menyukainya! Dia menakutkan!” kata Seohyun ditengah-tengah isakannya. “Aku hanya ingin keroroku kembali! Kalau dia meminjamnya secara baik-baik, aku akan meminjamkannya. Aku benci oppa itu!”

~~~;~~~;~~~

TBC

Seohyun and her keroro 😀

i’m sleepy -_-

credit: samHolmes @AFF

boiboi~